Pengantar:
Dalam rangkaian memperingati HUT ke- 78 RI, melalui kolom ini disajikan 4 tulisan berseri, mulai 31 Juli 2023. Selamat mengikuti ( Azisoko).
“Berkarakter tangguh, bersikap tanggap dan berkepribadian tanggon menjadi tuntutan era kini bagi setiap anak negeri. Ini bagian dari bela negara sebagaimana kewajiban setiap warga negara, ketika negara menghadapi problema..”
-Harmoko-
Bicara Proklamasi Kemerdekan RI, tak ,lepas dari nilai – nilai kejuangan 1945, yang hingga masih tetap aktual, untuk diteruskan guna membangun bangsa mewujudkan cita – citanya sebagai negeri yang adil dan makmur. Maju negaranya, sejahtera rakyatnya.
Negeri yang “Tata tentrem kerta raharjo”. Suatu kondisi wilayah yang tertib, tentram, serta sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya.
“Gemah ripah loh jinawi” yang berarti suatu keadaan yang sangat subur dan makmur, serta adanya perjuangan masyarakat sebagai bagian bangsa Indonesia yang bercita – cita menciptakan perdamaian, kesuburan, kemakmuran serta mulia abadi.
Ini gambaran daerah ( negeri) yang ideal menjadi harapan rakyat sebagaimana filosofi leluhur yang tercermin dalam nilai – nilai Pancasila, utamanya sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Pertanyaannya, sudahkah konsep ideal itu terwujud? Jawabnya, dengan segala daya dan upaya, kita dalam proses menuju ke sana.
Itulah sebabnya, nilai – nilai kejuangan harus tetap diaktualkan di era kekinian.Kita meyakini nilai-nilai kejuangan 45 takkan pudar oleh zaman, bahkan kian dibutuhkan dalam menghadapi segala macam tantangan ke depan.
Semangat dan jiwa kejuangan wajib kita jaga dan kembangkan untuk membangun bangsa yang “tangguh, tanggap dan tanggon” dalam mengatasi dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang kian hari, semakin beragam dan kompleks.
Nilai – nilai ketangguhan, kian dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan yang tidak saja muncul dari dalam negeri, juga dunia, seperti ancaman krisis ekonomi global,dan geliat geopolitik.
Para pejuang telah menanamkan nilai – nilai luhur seperti sikap pantang mundur dan tidak kenal menyerah. Ulet dan tabah menghadapi segala ancaman, hambatan, dan gangguan. Semangat tahan derita dan tahan uji.
Telah tertanam pula sikap berani memperjuangkan dan mempertahankan haknya.
Itulah nilai – nilai ketangguhan yang hendaknya terus diaktualkan sesuai kebutuhan zaman. Nilai – nilai tersebut telah teruji mampu menghadapi ganasnya pandemi Covid-19 berikut dampak sosial ekonominya.
Di era sekarang, makin dibutuhkan ketangguhan dalam menghadapi badai ekonomi, badai politik, geopolitik, baik dari dalam negeri maupun dunia.
Jika para pejuang dulu berani melawan penjajah, kini berani melawan kemandegan dan kemapanan dengan senantiasa berkreasi dan berinovasi meningkatkan kualitas diri.
Berani bersuara mempertahankan hak – hak rakyat, berani menentang kesewenang – wenangan, berani membela yang lemah serta berani memperjuangkan kesejahteraan bersama.
Ketangguhan akan semakin kokoh, jika didukung adanya peningkatan kualitas diri dan kebersamaan dalam mengatasi segala problema yang mendera.
Ke depan, problema akan datang siling berganti seiring dengan permasalahan yang tidak akan pernah stagnan, tetapi terus berkembang dan beragam.
Itulah sebabnya, tangguh saja belumlah cukup. Masih perlu ditambah dengan “tanggap” dan “tanggon”. Artinya harus menjadi manusia yang tangguh,tanggap dan tanggon seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Tangguh bermakna sukar dikalahkan, kuat, handal, dan tahan atas segala serangan. Tanggap berarti cepat merespon dan memperhatikan sungguh-sungguh pada suatu keadaan. Cepat mengetahui gejala yang timbul serta segera mengambil tindakan tepat.
Orang yang tanggap artinya mampu mendengar, mengerti apa yang didengar dan melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan dengan benar. Paham atas isyarat raja ( pimpinan). Sering disebut " tanggap ing sasmita".
Sedangkan "tanggon" artinya dapat diandalkan.
Seseorang bisa saja tangguh, tetapi kalau tidak dapat diandalkan menjadi percuma. Begitu pun seseorang tangguh dan tanggon, tetapi jika tidak tanggap, maka pelaksanaan tugas menjadi terlambat. Boleh jadi salah persepsi karena kurang bisa menangkap isyarat.
Berkarakter tangguh, bersikap tanggap dan berkepribadian tanggon menjadi tuntutan era kini bagi setiap anak negeri. Ini juga bagian dari bela negara sebagaimana kewajiban setiap warga negara, ketika negara menghadapi problema, apapun itu. (Azisoko).