Guru Besar FTUI Kaji Kompleksitas Produk Manufaktur Menuju Human Less Process

Jumat 28 Jul 2023, 10:40 WIB
Pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro. (Ist)

Pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro. (Ist)

DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Prof. Dr. Ir. Hendri Dwi Saptioratri Budiono menyebutkan , bahwa industri manufaktur merupakan sektor industri yang memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Indonesia. 

Karenanya, sektor industri manufaktur diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan rata-rata 6% per tahun dalam lima tahun ke depan.

Peran industri manufaktur dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS)  masih terbesar pada 2022, dengan porsinya mencapai 18,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Demikian disampaikan Prof . Hendri dalam pidatonya berjudul “Kompleksitas Produk Manufaktur Upaya Menuju Human-Less Process”, saat dikukuhkan sebagai Guru besar bidang Ilmu Kompleksitas Produk Manufaktur FTUI di Makara Art Center UI Kampus Depok, pada Rabu (26/7/2023).

Dikatakannya, Industri manufaktur tidak lepas dari ketidakpastian pasar, tren inovasi teknologi, kondisi lingkungan yang dinamis, globalisasi pasar, persaingan, dan perubahan kebutuhan pelanggan. 

“Seiring perkembangan industri, tantangan di lingkungan manufaktur juga meningkat, salah satunya adalah kompleksitas produk manufaktur. Manajemen kompleksitas produk manufaktur merupakan isu strategis yang perlu ditangani perusahaan. Pengembangan kompleksitas adalah jalan industri manufaktur menuju konsep human-less process,”ujarnya.

Human-less process dimaksudkan agar proses manufaktur melibatkan lebih sedikit manusia, terutama dalam penentuan biaya produk di tahap awal desain. Konsep ini dijembatani dengan adanya analisis indeks kompleksitas dari berbagai desain produk manufaktur. 

Secara konvensional, estimasi biaya dilakukan dengan melihat volume, berat, dan material dari suatu desain. Dengan perkembangan ilmu manufaktur, diketahui ada banyak aspek lain yang terkait dalam biaya produksi suatu produk.

Untuk mendukung konsep pabrik pintar dan human-less process, teknologi additive manufacturing (AM) atau dikenal dengan istilah lain 3D printing dapat dimanfaatkan sebagai teknologi manufaktur. 

Munculnya teknologi AM mengubah pola pikir bahwa semakin tinggi kompleksitas tidak akan membuat rumit proses manufaktur. Hal ini mendorong penelitian yang mampu mengorelasikan indeks kompleksitas dengan berbagai tantangan proses dalam AM, seperti disassembly, recycle, dan maintenance.

Penerapan Industri 4.0 dan teknologi Machine Learning dalam AM telah memainkan peran dalam mengatasi kompleksitas sistem, meningkatkan kualitas produk, dan mendorong inovasi dalam produksi.
 
Namun, perubahan ini juga memengaruhi peran operator dalam industri manufaktur. Di era Industri 4.0, peran operator berubah menjadi lebih bertanggung jawab atas produksi dan pengambilan keputusan yang kompleks, sementara tugas manual yang lebih sederhana cenderung diotomatisasi.

Berita Terkait

News Update