Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto melantik para anak muda. (ist)

Opini

Manuver Kader PDIP

Selasa 25 Jul 2023, 06:19 WIB

MENJELANG Pilpres 2024 mulai terlihat para politikus secara terang-terangan mulai mendukung calon presiden (capres) pilihannya. Ironisnya, yang didukung bukan capres yang dipilih oleh partainya.

Seperti baru-baru ini, satu per satu, tampak loyalitas kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mulai luntur. Seolah tidak sejalan dengan keputusan ketua partainya untuk mendukung si A sebagai capres.

Diketahui, Ketua Umum (Ketum), Megawati Soekarnoputri memutuskan Gubernur Jawa Barat, Ganjar Pranowo sebagai capres 2024. Artinya, keputusan tersebut harus dijalankan dan didukung semua kader partai PDIP, tanpa terkecuali.

Bahkan, tak hanya itu saja. Ya, semua kader PDIP tentunya harus memperkenalkan sosok Ganjar Pranowo kepada masyarakat luas. Baik keberhasilan Ganjar Pranowo di mana saat ini masih menjabat sebagai Gubernur Jateng, program-programnya sebagai capres, dan sebagainya.

Ternyata keinginan Megawati agar semua kader PDIP mendukung atas keputusannya tidaklah mudah. Ada kendala. Seperti peribahasa populer ''Rambut sama hitam, hati masing-masing''. Ya, artinya setiap orang mempunyai pendapat yang berlainan.

Peribahasa tersebut, rasanya sangat pas seperti yang ditunjukkan oleh politikus PDI-P, Budiman Sudjatmiko. Aktivis Reformasi itu melakukan manuver dengan menemui Prabowo Subianto pada Selasa (18/7/2023) malam. Mereka bertemu selama dua jam di kediaman Prabowo di Kertanegara 4, Jakarta Selatan. Budiman juga memuji Capres Prabowo Subianto.

Langkah Budiman tentu saja mengejutkan publik, terutama PDI-P. Karena pertemuan tersebut pasti di luar kontrol PDI-P, dan juga tanpa sepengetahuan Megawati.

Manuver yang ditunjukkan Budiman bisa saja sebagai bentuk kekecewaan terhadap partainya yang tidak diberikan posisi pencalegan yang layak, dan juga dirinya yang tidak dilibatkan dalam tim pemenangan pencapresan Ganjar Pranowo.

Selain Budiman, sebelumnya politikus senior PDI-P, Effendi Simbolon, memberi sinyal dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres. Effendi menyampaikan dukungan ke Prabowo usai acara Rakernas Marga Simbolon pada Jumat (7/7/2023). Di acara tersebut, Prabowo hadir.

Dengan manuver dua politikus PDI-P tersebut mengindikasikan terjadinya perpecahan di internal PDI-P. Megawati, sebagai ketum PDIP-P harus mengambil sikap tegas terhadap para kadernya yang membelot.

Terlepas apa pun klarifikasi yang diberikan oleh kedua politikus tersebut, harus ada tindakan tegas. Tegas yang dimaksud harus ada sanksi. Sebab, jika masalah tersebut dianggap biasa saja, tidak mustahil akan menular ke kader lainnya.

Imbas dari manuver-manuver tersebut tentunya akan memengaruhi suara Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. PDIP-P harus segera membenahi masalah internal. Harus satu suara, mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.

Jika masalah internal tidak selesai, maka tahun 2024 capresnya sangat memungkinkan akan dimenangkan oleh partai politik (parpol) lain. Kemenangan bagi parpol/capres yang lebih solid, yang ada di hati rakyat, yang religius, yang nasionalis, yang intelektualitas, berintegritas, dan bukan mementingkan golongan/partai. (*)

Tags:
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)manuver

Administrator

Reporter

Administrator

Editor