ANGIN Perpecahan dalam partai beringin menerpa kian keras dan mengancam kursi kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Ya, Airlangga Hartarto mulai digoyang kalangan internalnya sendiri, padahal Pemilu kurang dari setahun lagi. Airlangga terancam dimunaslubkan.
Duh, ada apa ya dengan Airlangga? Padahal ia sempat digadang-gadang menjadi kandidat capres dari Partai Golkar.
Isu Munaslub muncul karena poros koalisi Golkar hingga saat ini belum jelas dan elektabilitas Ketua Umum Airlangga Hartarto belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, bahkan paling rendah dibandingkan capres lainnya.
Kepemimpinan Airlangga goyah juga karena ada dua kubu di partai yang dipimpinnya itu. Ada yang ingin Airlangga maju sebagai capres, tapi kubu lainnya ingin Golkar mengusung capres lain yang elektabilitasnya paling tinggi, kata Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo.
Keinginan kubu kedua ini sah-sah saja, karena selama ini Partai Golkar memang dikenal selalu mendukung pihak/lawan politik yang menang dalam pemilu. Tapi keinginan kubu lain agar Airlangga maju capres juga harus diapresiasi, karena mungkin ingin Golkar kembali menjadi yang terdepan atau berjaya seperti saat jaman Orde Baru.
Selain menghadapi terpaan angin di partai yang dipimpinnya, Airlangga juga juga harus menghadapi kasus hukum.
Ya, Airlangga yang menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu, minggu lalu sempat menerima panggilan Kejaksaan Agung untuk menjadi saksi dalam kasus ekspor minyak sawit atau CPO yang merugikan negara triliunan rupiah.
Bisa jadi kasus ini juga memicu tuntutan digelarnya Munaslub Partai Golkar.
Pada pemanggilan Kamis (18/7/2023) lalu, Airlangga mangkir karena berhalangan. Dan Kejaksaan Agung kembali menjadwalkan pemanggilan pada Senin (24/7/2023) besok pk. 09:00 pagi. Pada sejumlah media Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga menyanggupi akan hadir.
Ketangguhan Airlangga saat ini sedang diuji untuk menghadapi terpaan gelombang angin yang mengguncang dan mengancam posisinya sebagai Ketua Umum Golkar.
Apakah memang ada unsur politik dalam pemanggilannya oleh kejaksaan agung? Tapi apapun itu, sebagai politisi Airlangga harus siap. Karena dalam politik apapun bisa terjadi, terlebih menjelang pemilu.
Ini momen bagi Airlangga untuk menunjukkan kepiawaiannya dalam berpolitik.(*)