PSSI Hukum Suporter Rusuh, Pengamat: Untuk Efek Jera, Tapi Harus Tegas

Senin 17 Jul 2023, 19:00 WIB
Suporter Indonesia kibarkan merah putih, sambut kemenangan Timnas Garuda atas Thailand 5-2 di Finas Sepak Bola Sea Games 2023.(tangkap layar)

Suporter Indonesia kibarkan merah putih, sambut kemenangan Timnas Garuda atas Thailand 5-2 di Finas Sepak Bola Sea Games 2023.(tangkap layar)

Lanjut Sigit, oknum suporter pembuat rusuh bisa dibawa atau dilaporkan ke petugas keamanan supaya diamankan, karena untuk menertibkan suporter yang rusuh bukan wilayah suporter tuan rumah, melainkan pada aparat kepolisian.

Menurutnya, oknum suporter yang terbukti melanggar harus diberikan sanksi tegas dan sanksi tersebut harus terbuka dan transparan, tidak seperti sanksi yang diterapkan zaman-zaman dahulu. 

“Saya tahu ada satu pentolan Aremania yang sangat terkenal di Indonesia, dikasih sanksi tapi ketika ada orang Malang menjadi calon ketua PSSI, tidak lama kemudian dilepas. Jadi kita tidak bisa seperti itu lagi, harus transparan, terbuka kalau memang mau mengikuti guidance yang sudah ditetapkan, mari kita ikuti bersama-sama,” paparnya

Terkait dengan ancaman sanksi dari Komisi Disiplin (Kondisi) PSSI kepada suporter Arema, Sigit mengakui mendukung hal tersebut sebagai efek jera kepada suporter, karena FIFA masih memantau sepak bola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 135 jiwa.
 
Oleh sebab itu, Sigit meminta agar PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir bisa konsisten dengan hukuman yang diberikan.

“Saya pikir sanksi itu bagus karena itu menimbulkan efek jera, tetapi saya ingatkan lagi sudah pernah terjadi Aremania yang di sanksi dengan mudahnya lalu keluar, jadi kalau itu terulang ini akan terus berulang lagi, jadi kesalahannya bukan lagi di Aremania tetapi di PSSI-nya. Makannya ini kan PSSI rasa baru nih dengan Pak Erick Thohir sejauh ini on the right track ya, bagus citranya, hanya terpeleset pleset warna politik saja,” jelasnya.

Sigit pun meyakini betul jika Liga Indonesia dapat berjalan baik tanpa ada kerusuhan, maka ke depan FIFA akan mempertimbangkan untuk memberikan bantuan kepada Indonesia terkait pengembangan sepak bola.

“Kita paham, kita sedang disorot FIFA dan kita akan menjadi tuan rumah piala dunia U-17 dan untuk kedepannya kalau yang ini mulus tentunya FIFA akan memberikan dukungan dan bantuan yang sifatnya signifikan," bebernya

Sigit menambahkan, jika liga baru mulai saja sudah menimbulkan kerusuhan akibat ulah oknum suporter, maka ia menyarankan agar suporter di kembalikan ke masing-masing klub untuk dilakukan pembinaan karena  suporter salah satu stakeholder sepak bola Indonesia yang sama-sama harus dibenahi.

"Bukan hanya PSSI sebagai otoritas yang punya kuasa, klub juga harus bersama-sama ikut membantu program perbaikan sepak bola Indonesia," terang Sigit

Terkait rencana PSSI menggelar jambore suporter, Sigit mengakui hal tersebut tidak begitu signifikan, namun hal tersebut juga baik dalam memberikan pemahaman kepada suporter demi perbaikan sepak bola Indonesia.

Sigit pun mengakui telah menggelar jambore suporter, namun tetap ada saja oknum suporter yang masih bandel dan tetap melakukan kerusuhan di setiap pertandingan. 

“Saya pikir saya sudah bikin jambore suporter tiga kali, jadi dari pengalaman yang sudah-sudah saya bisa menangkap itu baik. Bagi saya ini tidak sia-sia, itu perlu tetapi ini sudah sering dilakukan jadi musti ada treatment khusus bagaimana departemen media di PSSI mestinya memberikan solusi-solusi yang sifatnya bukan pragmatis, tetapi betul-betul terukur," jelas Sigit

Berita Terkait

News Update