Cegah Kenakalan Remaja di Kalangan Pelajar, SMAN 3 Jakarta Tanamkan Pecinta Alam ke Siswanya

Minggu 09 Jul 2023, 14:27 WIB
Anggota Sabhawana melakukan pecinta alam pelatihan rescue di air dan pemberian pemantapan dari senior ke anggota baru. (angga)

Anggota Sabhawana melakukan pecinta alam pelatihan rescue di air dan pemberian pemantapan dari senior ke anggota baru. (angga)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Untuk mencegah perilaku kenakalan remaja seperti tawuran dan penyalahgunaan narkoba yang cukup meresahkan, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 Jakarta Selatan menggerakan Sabhawana (pecinta alam) bagi para siswa.

Meskipun sempat vakum beberapa tahun, kini Sabhawana (pecinta alam) SMA 3 Jakarta kembali beraktifitas kembali.

"Meskipun kita sempat vakum beberapa tahun ini tapi hari ini kita mengaktifkan kembali Sabhawana dengan wajah baru tidak hanya pencita alam tapi juga bertransformasi untuk kemanusian dan lingkungan," ujar Ketua Panitia Angga Noviar kepada Poskota dalam acara pelaksanaan HUT ke 44 Sabhawana di Auditorium SMA N 3 Setia Budi, Jakarta Selatan, Minggu (9/7/2023) siang.

Para Alumni Sabhawana lintas angkatan mulai awal dari tahun 1979 sampai tahun 2023 hadir dalam acara untuk berkomitmen merubah mainset kegiatan pecinta alam agar dapat bermanfaat pada lingkungan dan kemanusiaan.

"Di bawah pengawasan Pembina dari sekolah serta dukungan dari Ikatan Alumni Sabhawana (IAS), extra kulikuler yang SMA 3 selama ini aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, baik dalam hal bantuan sosial atas bencana alam maupun rescue akibat dari dampak bencana di seluruh Indonesia. Aktifitas extra kulikuler dianggap penting disaat energy yang besar pada usia remaja, Sabhawana hadir memberikan kegiatan positif bagi pelajar untuk menghindari penyimpangan kenakalan remaja saat ini," tutur Angga.

Berdiri Sabhawana sendiri, lanjut Angga, memiliki sejarah dalam kegiatan ekspedisi penjelajah alam hingga menuju puncak Gunung Kilimanjaro yang merupakan salah satu gunung tertinggi di dunia (tingginya 4.600 m) berada di timur laut Tanzania Utara, Afrika.

"Juga para anggota Sabhawana ini pernah mencapai  puncak gunung Carstensz bagian dari Pegunungan Barisan Sudirman yang terdapat di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Indonesia," tambahnya.

Angga menyebutkan pihaknya juga telah  kegiatan latihan kesiapsiagaan bencana di banjir kanal timur, turut serta menjadi bagian dalam kegiatan Teladan Metropolitan Time Rally 2023 lebih dari pada itu sebelumnya juga Sabhawana aktif atas beberapa kegiatan kemanusiaan dan rescue dalam bantuan korban gempa Cianjur, Gowa Sulsel, Anyer, Pandeglang, Selat Sunda, program qurban kemanusiaan di benua afrika serta kegiatan-kegiatan rescue dan kemanusiaan lainnya.

"Konotasi pecinta alam tentunya memiliki asumsi naik gunung dan hiking, namun bagi Sabhawana saat ini telah bergeser dan memiliki makna yang lebih luas lagi. Harapannya pecinta alam dapat bermanfaat untuk lingkungan dan kemanusiaan. Ikatan Alumni Sabhwana (IAS) siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi issue global akhir-akhir ini termasuk  Permasalahan lingkungan dan masalah social yang selama ini ada di Jakarta," tambahnya.

Setelah kegiatan hari ini, lanjut Angga berharap kedepan keanggotan Sabhawana yang baru dapat melakukan aktifitas positif sejak dini serta dapat tertular ke sekolah-sekolah lainnya.

"Dengan harapan nantinya generasi penerus bangsa ini memiliki karakter SDM yang unggul dalam segala hal termasuk rasa empati terhadap sesama dan alam lingkungan sekitarnya sehingga dapat menumbuhkan sisi positif dan jauh dari kenakalan remaja seperti tawuran serta penyalahgunaan narkoba," tegasnya.

Orang tua dari Aring Siti Arianti (Arsy) mantan Ketua Sabhawana angkatan 40 tahun 2022, Ibu Endang (53) mengatakan selama putrinya mengikuti kegiatan Sabhawana banyak nilai-nilai positif yang didapatkan.

"Senang sekali Arsy dapat mengikuti kegiatan kemanusian ini dapat manfaat positif yang diambil serta pengalaman saat di sekolah," ujar Ibu Endang kepada Poskota di lokasi.

Sebagai orang tua, lanjut Endang merasa tidak khawatir jika putrinya mengikuti kegiatan positif di sekolah sehingga dapat terhindar dari perbuatan mengarah ke kenakalan remaja.

"Denger pemberitaan media sosial banyak pelajar tawuran dan berbuat ke arah yang negatif. Jika ada kegiatan bentuknya positif dan masuk sebagai ekstrakulikuker dapat membuat banyak kegiatan positif yang dilakukan dan bermanfaat bagi orang lain," tutupnya.

Salah satu anggota Sabhawana Sosial Respon Team, Eko Sulistio mengatakan ikut pecinta alam dan organisasi lingkungan yang ada di sekolah paling tidak dapat memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi.

"Generasi muda sekarang cenderung lebih gandrungi gadget digital sehingga memiliki jiwa sosial interaksi kurang. Kita berharap dengan kegiatan pecinta alam in dapat menumbuhkan kepekaan, rasa empati di masyarakat dan alam sekitar," tutup Eko relawan rescue pernah dikirim ke daerah konflik Sudan dan Suriah ini. (angga)

DAPATKAN DISKON 2X SEHARI!! WAKTU TERBATAS! Shopee Live Diskon 2X Sehari, Jam 12 Siang & Jam 8 Malam! Potongan harga besar hanya di siaran langsung!Klaim vouchernya dan Belanja sekarang juga!

News Update