JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hubungan tentara bayaran Wagner dengan Mali belakangan kian erat dari sebelum-sebelumnya.
Kedekatan tentara bayaran Wagner dan junta Mali itu menggambarkan bahwa kelompok militer pimpinan Yevgeny Prigozhin tersebut akan terus beroperasi di Afrika.
Terlebih sejak kedatangannya di Bamako pada akhir tahun 2021, tentara bayaran Wagner dilaporkan sudah mengincar sumber daya emas Mali yang cukup besar.
Mereka kemudian melakukan sejumlah langkah untuk mempermulus rencana, mulai dari pemulihan izin pertambangan, pembentukan dua perusahaan pertambangan, pendulangan emas arisanal, perdagangan melalui Dubai, eksplorasi jalan, semua digarap demi memanfaatkan tambang Mali secara maksimal.
Aktivitas Wagner soal Mali dan Afrika setidaknya juga dibenarkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Dia mengatakan, pasca pemberontakan gagal selama hampir dua minggu yang digelar Wagner, mereka akan melanjutkan operasinya di Mali dan Republik Afrika Tengah.
Bukan tanpa alasan Wagner memilih melanjutkan aktivitasnya di sana. Itu karena negara-negara Afrikalah yang memutuskan masa depan mereka dengan menjalin kerja sama tentara bayaran Wagner.
Dalam laporan Al Jazeera, disitat redaksi Poskota, Sabtu 8 Juli 2023, Mali memang memberi kekebasan Wagner di negaranya. Bahkan termasuk dalam melakukan pembantaian sekalipun. Hal ini dipicu keputusan otoritas Mali yang menginginkan mengusir penjaga perdamaian.
Keputusan itu kemudian mempercepat negara-negara Barat untuk membendung ketidakstabilan Mali. Seperti yang dilakukan Prancis, negara yang sejak lama memimpin upaya kontraterorisme dan stabilisasi di Mali. Mereka sebenarnya berupaya menyusun resolusi Dewan Keamanan untuk mengakhiri misi pemeliharaan perdamaian.
Kemudian Jerman, pemain penting lainnya di Mali, dan wilayah Sahel, kini memilih menarik pasukannya lebih cepat dari yang direncanakan.
Prancis dan Jerman kemudian mulai menjalin kemitraan yang lebih besar dengan negara tetangga Mali, khususnya Niger. Sementara Amerika Serikat, lebih berfokus pada upaya melindungi pesisir Afrika Barat dari ketidakstabilan ketimbang menyelesaikan krisis di Sahel.
Di Mali, kekuatan Barat, termasuk Amerika Serikat, memiliki pengaruh dan kredibilitas yang terbatas. Maka itulah, kehadiran tentara bayaran Wagner yang dikehendaki junta Mali kemudian dibenci oleh Washington.