Alasan Panji Gumilang Bolehkan Pria Kristiani Ikut Salat Ied: Dimananya yang Sesat?

Rabu 28 Jun 2023, 14:49 WIB
Pemimpin Al Zaytun Panji Gumilang. Foto: Kolase/Ist.

Pemimpin Al Zaytun Panji Gumilang. Foto: Kolase/Ist.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Abdussalam R Panji Gumilang menjawab pertanyaan adanya pria Kristiani yang dibolehkannya ikut salat Ied bersama satu shaf dengan jemaah, hingga membuat geger sosial media.

Menurut Panji Gumilang, tak ada yang aneh dari pemandangan tersebut. Sebab hal itu adalah yang diyakini betul dirinya dan para jemaah, serta bersumber dari Alquran.

"Siapa yang katakan itu tidak benar? Alquran tidak pernah mengatakan itu tidak benar. Adapun dia (pria Kristiani) orang Indonesia, sahabat karib saya, lalu ingin duduk bersama saat salat, ya silakan. Kita sama-sama berdoa," kata Panji Gumilang disitat saluran Kick Andy, Rabu 28 Juni 2023.

Kata Panji Gumilang, hal itu tidak menyalahi ketentuan. Sebab dalam Alquran, tak ada larangan tersebut.

Dalam negara, juga disebutkan bahwa ada sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila. Sehingga dirinya meyakini tindakan pria Kristiani ikut salat Ied tidak menyalahi aturan, dan tak akan mengganggu. 

"Yang enggak boleh kan setan dan jin. Dan ini keyakinan saya, bukan berdasarkan keyakinan orang. UU bebaskan kok warga negaranya menjalankan agama, keyakinan, dan kepercayaannya. Terus mana yang dikatakan sesat?" kata Panji.

Bagi Panji Gumilang, tak seharusnya berbagai pihak menstigmakan dirinya dan Ponpes Al Zaytun sesat. Sebab negara memberikan kebebasan beragama dan menjaminnya secara utuh.

Soal adanya perbedaan pandangan, Panji Gumilang menyadarinya. Sebab ada yang menganggap hal itu lazim, dan ada yang menganggapnya tidak.

Akan tetapi, dia meminta sebagai kelompok yang memahami Alquran, untuk diberikan kebebasan untuk menjalankan apa yang dipahami dan diyakininya. Dan hal itu tidak disebarkan secara luas, melainkan ditanamkan pada generasi yang mencintai negaranya lewat pendidikan Al Zaytun.

"Kalau kurikulum berjalan kok, tapi kita berikan semangat agar ruhnya punya kemerdekaan, ruh ilmunya merdeka, sehingga apa yang dikhayalkan soal dunia baru bahagia akan ketemu."

Pada kesempatan itu Panji Gumilang kemudian menjelaskan soal shaf sholat yang berjarak sangat jauh di Ponpes Al Zaytun saat Salat Ied beberapa waktu lalu.

Peristiwa itu dikatakan sebagai buntut adanya pandemi Covid-19. Di mana jemaah Al Zaytun kemudian berusaha menjaga jarak aman agar serangan virus kembali tak menerpa mereka.

"Apakah kita tahu serangan akan kembali (virus Covid), sebab pada 1948 ada saja serangan ganas, Malang ketika itu hancur habis, pandemi, flu Spanyol. Harusnya dari sana kita mengambil pelajaran," kata Panji.

Itu artinya, jarak shaf yang terlalu lebar, dikatakannya memang bukan berdasarkan dalil, melainkan pada keamanan jemaah kendati kasus Covid di dunia sudah menurun drastis.

"Itu beragama supaya aman, hidup supaya aman," kata Panji Gumilang.

Berita Terkait
News Update