Eks Santri Al Zaytun Ngaku Tak Sejalan dengan Panji Gumilang: Terutama Soal Ibadah

Jumat 23 Jun 2023, 18:01 WIB
Panji Gumilang pendiri Ponpes Al Zaytun. Foto: Capture/Youtube.

Panji Gumilang pendiri Ponpes Al Zaytun. Foto: Capture/Youtube.

Selain itu, wacana pelajar perempuan menjadi khotib juga disebut sudah ada dari dulu. Akan tetapi karena ketika itu informasi soal benar salah sangat terbatas, sehingga banyak santri yang tak memahaminya. Terlebih Panji Gumilang dikenal sebagai sosok yang mengedepankan semangat kesetaraan.

"Kita memang enggak pernah menanyakan, karena memang apa yang dikatakan oleh Panji Gumilang kita telan bulat-bulat. Sekarang juga saya yakin sifatnya instruksi, dan bukan bagian atau masuk dalam kurikulum," katanya.

"Jadi dulu kurikulum murni, soal shaf salat, pergantian khutbah, enggak ada kalimat nabi bersabda di dalam Alquran. Jadi menurut saya itu instruksi saja."

Bagi para santri Panji Gumilang adalah seorang pembina yang perfeksionis. Apa yang dikatakan, kemudian kerap dijadikan sebagai 'sabda'.

Panji Gumilang juga dikenal sebagai pribadi yang kerap memiliki ide-ide cemerlang, berkaitan dengan pertanian, kehutanan, perikanan, dan dalam konteks pembangunan. Sehingga banyak santri menilai apa yang disampaikannya sebagai sesuatu hal yang sangat masuk diakal.

Tak Setuju Al Zaytun Dibubarkan

Pada kesempatan itu Reza lalu berharap agar Ponpes Al Zaytun tidak dinonaktifkan. Sebab dia yakin hanya sejumlah orang saja yang terlibat dalam gerakan-gerakan menyimpang dan berpendekatan pada NII.

Maka itu, sejumlah orang itu pulalah yang diharap yang seharusnya ditindak.

"Kalau izinnya dicabut, enggaklah ya (tidak setuju). Hanya saja (mungkin) perlu pergantian dan perlu diluruskan. Karena enggak semua yang terlibat, hanya 1, 2 orang saja," kata dia.

Al Zaytun dipercaya masih menjadi salah satu rujukan ponpes ideal bagi para santri. Di luar keanehan dan kontroversi, banyak jemaah Al Zaytun yang masih berharap ponpes itu masih ada.

"Makanya lihat kalau acara satu syuro, bisa ada 4 ribu mobil di sana. Asumsinya kalau satu mobil isi 6 orang, terbayang berapa jumlahnya yang datang. Bahkan melebihi warga desa di sekitar Al Zaytun itu sendiri," katanya.

Reza menggambarkan, ketika masuk dirinya mengeluarkan dana Rp 21 juta. Angka itu sudah termasuk semua kebutuhan hidupnya selama mondok di Al Zaytun.

Berita Terkait
News Update