JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pencarian terhadap kapal selam wisata Titanic, OceanGate, hingga kini masih terus dilakukan di wilayah Samudra Atlantik.
Tim pencari hingga kini terus berkejaran dengan waktu dengan batas pasokan oksigen yang tersisa sedikit sekali di dalam kapal selam wisata Titanic tersebut.
Setidaknya ada lima orang berada di kapal selam wisata itu saat hendak mengunjungi bangkai Titanic di tenggara Kanada. Mereka terdiri dari bos OceanGate, miliarder, sampai peneliti.
Sejauh ini aparat berwenang belum merilis daftar resmi penumpang OceanGate.
Namun hasil penelusuran media, miliarder Ingrris sekaligus bos perusahaan penerbangan Action Aviation Hamish Harding, jadi salah satu penumpangnya. Nama lainnya, yakni CEO OceanGate Stockton Rush, sampai taipan Inggris keturunan Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman Dawood.
Ada pula nama Paul-Henri Nargeolet direktur riset bawah laut di sebuah perusahaan yang memiliki hak atas bangkai kapal Titanic yang dikabarkan ikut menjadi salah satu korban.
Kapal selam wisata Titanic itu diketahui hilang kontak usai satu jam 45 menit menyelam. Ekspedisi 'mewah' itu dibanderol US$250 ribu atau setara Rp3,7 miliar per orang.
Perjalanan dimulai dari St John's Newfoundland, sebelum menuju sekitar 400 mil atau 640 kilometer ke Atlantik guna mencapai lokasi puing Titanic.
Sejauh ini petugas SAR dari berbagai negara turut melakukan pencarian. Apalagi menurut info terakhir, pasokan oksigen yang semula sekira 96 jam kini semakin berkurang hanya tinggal hitungan jam saja.
“Kami tahu ada sekitar 24 jam udara yang tersisa untuk bernapas,” kata Kapten Jamie Frederick, dari Distrik Penjaga Pantai Pertama, dalam konferensi pers terbaru dan menyebut Kamis inilah pasokan oksigen habis.
Sejauh ini tim pencari telah menelusuri lebih dari 7.500 mil persegi area laut. Di mana kedalaman penyelaman ekspedisi Titanic adalah 12.800 kaki, yang hampir 2,5 mil di dasar Samudra Atlantik Utara.
“Sampai saat ini upaya pencarian belum membuahkan hasil,” kata Frederick.
Dia mencatat sifat pencarian yang rumit, dengan kapal selam yang terletak di daerah yang sangat terpencil di tengah Samudera Atlantik, maka dibutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan aset pencarian ke lokasi.
Kondisi Para Penumpang Jika Masih Hidup
Sementara itu Eks Kapten Kapal Selam Angkatan Laut AS, David Marquet, coba menggambarkan apa yang akan dialami oleh lima penumpang di kapal selam OceanGate Titan itu.
Kata Marquet, dia membayangkan bahwa para penumpang akan sangat kehausan dan kelaparan.
"Jika masih hidup mereka cenderung sangat tidak nyaman," katanya, disitat CNN, Kamis 22 Juni 2023.
"Mereka sangat dingin. Air yang mengelilingi seluruh kapal berada pada titik beku atau sedikit lebih rendah. Saat mereka menghembuskan napas, napas mereka mengembun. Ada embun beku di bagian dalam bagian kapal selam," katanya lagi.
Untuk menghangatkan tubuh, mereka disebut harus berkerumun bersama-sama. Ini penting agar panas tubuh tetap tidak drop. Namun, kerugiannya karbon dioksida yang dikeluarkan dari para individu akan sangat mengganggu.
Apalagi kapal selam memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap karbon dioksida yang dihembuskan. Dari sanalah para penumpang kemungkinan akan terpicu sakit kepala, kebingungan, dan mual.
"Oksigen dan karbon dioksida serta pembekuan adalah apa yang harus mereka pertahankan selama mungkin untuk memberikan waktu yang dibutuhkan penyelamat menemukannya," tambah Marquet.