Oleh: Gus Miftah, Wartawan Poskota
CAWE-cawe. Dua kata ini lagi trending.
Banyak orang mendadak 'latah' ikut menyebut cawe-cawe.
Ini terjadi setelah Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Cawe-cawe berasal dari bahasa Jawa.
Artinya, ikut campur menangani sesuatu.
Dalam konteks pekerjaan, cawe-cawe memiliki makna yang positif. Ikut membantu.
Namun dalam konteks politik, cawe-cawe bisa dimaknai sebagai ikut campur.
Di sini, Presiden Jokowi bisa dianggap tidak netral.
Karena itu, pernyataan ini tidak lazim dilontarkan oleh kepala negara di dalam negara demokratis.
Kendati dibungkus dengan alasan ‘demi bangsa dan negara’.
Karena cawe-cawe Jokowi dalam menentukan penerusnya, akan berdampak pada netralitas institusi.
Cawe-cawe Jokowi ini dapat membuat garis pemisah antara kekuasaan eksekutif dan lembaga negara lainnya menjadi kabur.
Pemerintahan yang seharusnya netral dalam memfasilitasi pemilihan dan menjamin proses demokratis, menjadi terlihat tidak objektif.
Hal ini dapat merusak integritas lembaga negara.