Ekosistem Gambut dan Mangrove di Indonesia Alami Degradasi
Selasa, 6 Juni 2023 16:10 WIB
Share
Degradasi terhadap lahan gambut dan mangrove terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. (Ist)

JAKARTAPOSKOTA.CO.ID - Sebagai salah satu ekosistem penting, gambut dan mangrove menjadi rumah bagi keaneka ragaman hayati yang unik.

Namun karena berbagai alasan, ekosistem gambut dan mangrove mengalami degradasi atau penurunan. Luas ekosistem gambut sebesar 13,4 juta hektare dan ekosistem mangrove seluas 3,36 juta hektare di seluruh Indonesia. 

Melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), pemerintah Indonesia berkomitmen melaksanakan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

Lembaga ini menerapkan strategi 3R untuk merestorasi gambut. Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Agus Yasin menjelaskan maksud 3R tersebut "Rewetting, revegetation, dan revitalization of livelihood".

 

Adapun untuk mangrove, pendekatannya menggunakan 3M, yakni Memulihkan, Meningkatkan, dan Mempertahankan. 

Dari hasil analisis BRGM, kerusakan ekosistem gambut dan mangrove terjadi di Areal Penggunaan Lain (APL) ataupun di dalam kawasan hutan, dimana pada lokasi ekosistem yang terdegradasi tidak memiliki keanekagaraman hayati tinggi atau kelimpahan spesies yang cukup sehingga tidak terlalu berkaitan dengan biodiversity.

BRGM bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah daerah, dan sektor swasta telah melakukan upaya-upaya pemulihan atas ekosistem gambut dan mangrove sebagai upaya pemenuhan target NDC.

 

"Tentunya dengan areal yang sangat luas ini sudah banyak pemanfaatan-pemanfaatan baik di gambut maupun di mangrove. Jadi tantangannya adalah ketika kita ingin melakukan restorasi, tapi sebagian sudah ada pemanfaatan, sehingga kita harus mencari jalan tengah antara untuk restorasi maupun untuk pemanfaatan," kata Agus, Selasa (6/6/2023).

Halaman
1 2 3
Reporter: Aldi Rinaldi
Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -