Dalam acara Inaugurasi ini, bjb Siap akan membantu mempersiapkan masa pensiun para petani milenial. Nancy mengajak masyarakat, termasuk Petani Milenial, mempersiapkan program pensiun sejak dini, apapun profesinya dan berapapun penghasilannya. Agar masa depan menjadi lebih sejahtera.
“bank bjb siap untuk masa depanmu,” ucap Nancy.
Apresiasi kepada bank bjb
Salah satu Petani Milenial, Aenul Yakin, yang mengelola lahan sawah dan berusia 29 tahun, menjelaskan, dalam hal bertani tetap akan ada kendala, namun jika inginmenjadi petani yang sukses dan berhasil, maka diperlukan perjuangan panjang dan tak patah semangat. Karena, para petani akan diuji oleh persoalan seperti masalah hama, irigasi, pupuk, tenaga kerja, hingga permodalan.
“Kalau mau menjadi petani yang sukses itu harus berjuang, apapun masalahnya, ya kita harus hadapi. Juga selalu konsisten dengan apa yang kita pilih,” ucap Aenul
Petani Milenial lain, Indra Prasetya Nugraha, yang mengelola peternakan sapi, juga merasakan pahit getir, seperti terjadi masalah penyakit kuku mulut, apalagi usahanya juga sempat terganggu ketika terjadi bencana alam. Namun, ia bersyukur, mendapat bantuan pendampingan bank bjb sehingga usahanya terus berkembang.
Ia mengakui, untuk mengembangkan usaha, memerlukan dukungan permodalan. Syukurnya, setelahh ikut Petani Milenial, ia mendapat dukungan penuh dari bank bjb dan pemerintah provinsi Jawa Barat.
“Terimakasih bank bjb dan Pemprov Jabar sudah mendampingi saya sampai dengan titik ini. Pemprov dan bank bjb, bagai orang tua yang mendukung dan menemani kami dengan setia, hadir dalam setiap tarikan nafas, dalam perih, getir, tangis dan tawa, hingga kami mencapai cita cita,” ucap Indra.
Sementara Taufik Hidayat, yang mengembankan usaha Jamur, mengajak para Petani Milenial dan anak muda di desa, untuk terus semangat pantang menyerah meski dalam menjalankan usaha mengalami kendala. Ia bercerita, harus merugi hingga puluhan juta, dimana kumbungnya ambruk akibat musibah hujan dan sekitar 20 ribu baglog hancur. Namun, peristiwa itu tak mematahkan semangatnya. Karena ia punya mimpi menjadi petani yang berhasil dan mendorong desa semakin maju.
“Sampai di titik ini alhamdulilah saya melewati banyak proses, cobaan dan kepahitan yang sangat panjang. Tapi tidak pernah terbersit pun untuk menyerah, karena saya dari awal punya mimpi dan harapan,” ujar Taufik. (toga)