JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pegiat media sosial Denny Siregar mengomentari perolehan survei Anies Baswedan yang terus menurun dari waktu ke waktu.
Terakhir survei Anies bisa terlihat lewat data yang dirilis SMRC perihal tren elektabilitas 3 bakal calon presiden. Hasilnya, elektabilitas Ganjar Pranowo meningkat dari 33,2 persen menjadi 39,2 persen di awal Mei.
Hal berbeda terjadi pada Prabowo Subianto dan survei Anies Baswedan. Prabowo disebut cenderung stagnan, sementara Anies justru terus menurun.
Menurut Denny, sejak Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem dirinya sudah bisa memprediksi jika di akhir tikungan sebelum pendaftaran, Anies akan dilepas oleh partai dengan ketua umum Surya Paloh itu.
Dia menilai, partai-partai seperti Demokrat dan PKS juga bakal pelan-pelan hendak melepas Anies dan beralih ke calon lainnya. Apalagi jika berkaca pada survei Anies yang selalu anjlok.
"Dan yang menarik buat saya, dua dari partai pengusung Anies Baswedan yaitu Demokrat dan PKS adalah partai oposisi yang selama dua periode tidak mendapatkan jabatan apapun di kabinet. Jadi bisa dibilang dalam sisi finansial itu mereka sedang kekeringan," kata Denny disitat Cokro TV, Sabtu 27 Mei 2023.
Nasdem yang selama ini ada di posisi pemerintahan dan mengajak Demokrat dan PKS untuk bergabung, tentu dianggap sebagai oase bagi kedua partai itu.
Walaupun Nasdem belakangan juga mengeluarkan biaya-biaya safari politik Anies Baswedan tanpa pernah melibatkan Demokrat dan PKS.
"Tapi ternyata, roadshow-roadshow yang dilakukan itu tidak menaikkan elektabilitas Anies Baswedan. Nama Prabowo semakin menguat, Anies semakin turun," katanya.
Adapun prediksi banyak pengamat yang menyatakan suara Prabowo akan lari ke Anies pasca dia merapat ke kabinet Jokowi ternyata tidak terbukti. Bahkan suara Ganjar Pranowo yang dihajar habis saat kasus Piala Dunia U-20 itu juga tidak lari ke Anies.
"Inilah yang membuat kebingungan mereka yang sedang ada di Koalisi Perubahan.
Upaya JK Naikkan Survei Anies Baswedan
Nasdem yang mengusung Anies kemudian disebut tengah dilanda cobaan baru usai kasus korupsi Johnny G Plate terkait BTS Kominfo disoal. Sebab, kata Denny, bensin Nasdem untuk menggerakkan roadshow-roadshow Anies menjadi habis.
"Anies bingung, Jusuf Kalla mentornya ikutan bingung, lalu dia mainkanlah narasi basi tentang isu pengusaha Tionghoa yang enggak nyala-nyala juga," katanya.
Akhirnya hal yang dinilai bisa dilakukan Anies Baswedan untuk mengerek elektabilitas adalah dengan menyentil-sentil Jokowi agar namanya ikut terkerek naik.
Diharap dengan menyentil program infrastruktur Jokowi, namanya akan ikutan terkerek. "Meski dengan data yang salah karena Anies itu berharap semua ini akan jadi polemik dan menaikkan nama dia," kata Denny.
Hal yang membuat kubu Anies dan Nasdem ketar-ketir, Denny menilai tim sukses Prabowo saat ini tengah gencar menarik Demokrat dan PKS untuk bergabung dengan timnya.
"Maka Koalisi Perubahan itu seperti ditarik kanan dan kiri dan mulai robeklah benang-benangnya. Logika saja ya, siapa sih partai yang mau mendukung orang dengan potensi kalah. Semua partai ingin menang karena di sanalah mereka bisa bertahan."
"Apalagi Nasdem tidak punya DNA sebagai oposisi, mereka enggak akan tahan ada di luar kekuasaan dalam waktu yang lama," kata Denny mengomentari survei Anies.