JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Liga Muslim Dunia menggelar Konferensi Internasional tentang agama, perdamaian, dan peradaban di seluruh dunia.
Acara yang berlangsung mulai 21-23 Mei 2023 di Jakarta ini dimaksudkan untuk mengarusutamakan keberagamaan yang berkontribusi bagi perdamaian dan peradaban.
Dikutip dari laman MUI Dgital, setidaknya ada tiga tujuan penyelanggaran acara ini, pertama, mengkaji dan berbagi nilai agama di Indonesia untuk hidup bersama.
Kedua, saling menjaga dan hidup berdampingan. Terakhir, mencari dan mencoba menemukan strategi untuk menghadapi tantangan di era globalisasi.
“Dalam forum ini kami akan berbagi pengalaman hidup bersama di antara orang-orang yang berbeda agama di Indonesia yang bersumber dari semboyan bangsa Indonesia ‘Bhineka Tunggal Ika’,” ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud.
Kyai Marsudi menjelaskan, semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadi penopang keberagaman bagi Indonesia yang merupakan negara multiras, multietnis, dan multikultural.
"Bersandar pada semboyan negara, yaitu ‘Bhineka Tunggal Ika’, maka Indonesia dapat bertahan hingga saat ini dengan aman dan damai," kata Kyai Marsudi.
Ia pun menuturkan, nilai Bhineka Tunggal Ika dapat mempersatukan beragam pemeluk agama di Indonesia, mulai dari Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu, dan lainnya.
"Bhineka Tunggal Ika bisa menyatukan negara terpadat keempat di dunia dengan jumlah penduduk 270.203.917 pada 2020, dan negara paling Muslim di dunia, dengan lebih dari 230 juta penganut,” ucap Kyai Marsudi.
Nantinya, acara ini juga akan dihadir oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin yang akan menyampaikan arahan terkait program-program yang dapat dijalankan dengan misi sebagai agen perdamaian dan peradaban.
Acara tersebut juga akan dihadiri oleh duta besar, menteri, dan undangan lain negara-negara sahabat.
Kegiatan ini nantinya dilanjutkan dengan city tour ke Monas dan Masjid Istiqlal Jakarta, FGD Pengembangan Peran MUI di Luar Negeri, Rakornas Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama se-Indonesia, dan Pertemuan Khusus Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (LPLH).