ADVERTISEMENT

Diduga Kerap Dimarahi Orang Tua, Pelatih Karate Naik Sutet di Jonggol

Sabtu, 20 Mei 2023 12:20 WIB

Share
Foto: Diduga kerap dimarahi orang tua, Pelatih karate berinisial A (23) naik Sutet di Jonggol, Kabupaten Bogor. (Ist.)
Foto: Diduga kerap dimarahi orang tua, Pelatih karate berinisial A (23) naik Sutet di Jonggol, Kabupaten Bogor. (Ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Diduga depresi lantaran kerap kali dimarahi oleh orang tuanya, seorang remaja berinisial A (23) nekat naiki menara Sistem Saluran Udara Tegangan Ekstra tinggi (Sutet) dengan ketinggian belasan meter. Sabtu (20/5/2023) dini hari.

Aksi percobaan bunuh diri warga Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, sekira pk. 01:30 dini hari tadi. Camat Jonggol, Andri Rahman menyebut, aksi percobaan bunuh diri tersebut dilakukan oleh A di wilayah Sutet City Park, Citra Indah, Desa Singajaya.

"Yang bersangkutan mengaku depresi dikarenakan kurangnya perhatian dari keluarga. Setelah dilakukan Mediasi yg bersangkutan dijemput oleh pihak keluarga," kata Camat Andri melalui keterangannya.

Sementara Anggota Satpol-PP Kecamatan Jonggol, Hermawan menyebut, percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh A berhasil diketahui oleh warga sekitar yang sedang nongkrong di seputar tempat kejadian.  "Dia (A) juga emang sempet bawa Hp ke atas di tas kecil," kata Hermawan.

Kendati menaiki menara sutet hingga 15 meter, kepada petugas A mengaku tidak berani untuk melompat dari ketinggian tersebut. "Dia kan pengen naik terus, kalau buat loncat mah dia gak berani, dia pengen nyari yang ada tegangan listrik-nya di atas, katanya gitu," terang Hermawan. 

Pada saat kejadian, lanjut Hermawan, setelah A yang juga seorang pelatih ekstrakulikuler di bidang karate ini berhasil naik hingga pertengahan menara Sutet, ada seorang warga yang mengejarnya ke tengah Sutet untuk membujuk A turun.

"Jadinya dia diem tuh di tengah-tengah, terus ada orang yang bantuin turun. Yang bantuin ini ikut naik sampe ke atas, akhirnya dibujuk pelan-pelan, sampe bisa diajak turun," ujarnya.

Proses penyelamatan A ini cukup memakan waktu, karena pada saat dibujuk untuk turun, korban tak lantas langsung mengikuti ajakan warga tersebut.

 "Lumayan lama juga, turunnya juga lama sekitar satu jam, karena gak langsung turun. Jadi setiap turun dikit-dikit berhenti, dibujuk lagi, diem dulu lama, di atas juga dia sempet maen HP," tambah Hermawan.


 Usai berhasil dievakuasi, korban pun langsung dibawa ke pos sekuriti setempat untuk dilakukan pendataan. Kepada petugas, A mengaku depresi karena sering dimarahi oleh orangtuanya.  "Katanya sering dimarahin sama orangtuanya, depresi. (Kejiwaan) normal, paling depresi aja, makanya dia terjun aja gak berani, cari yang ada aliran listriknya," pungkasnya. (Panca)

ADVERTISEMENT

Reporter: Panca Aji
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT