Ini obrolan Bacapres PDIP, Ganjar Pranowo dengan warga masyarakat di sebuah kedai kopi, di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (18/5/2023) pagi.
Obrolan bermula dari nasi kuning yang disantap Ganjar, hingga melebar kepada warna kuning yang lain. Obrolan ini pula yang menjadi tema obrolan warteg kali ini.
“Dari kedai kopi beralih ke warteg ya Bro?”tanya Heri mengawali obrolan warteg usai maksi bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Iya kedai kopi dan warteg, keduanya kan sama, kuliner rakyat,” kata Yudi.
“Jadi yang makan di tempat ini tergolong orang yang merakyat?” tanya Heri.
“Iya nggak salah. Nyatanya Ganjar selama ini dikenal orang yang merakyat. Elektabilitasnya tinggi, tak lepas dari karakternya yang dinilai sederhana, suka guyon dan merakyat,” tambah mas Bro.
“Gaya guyon pula yang disampaikan Ganjar ketika menjawab pertanyaan warga terkait hal – hal yang menjurus ke pilpres,” kata Yudi.
Seperti diberitakan, ketika Ganjar makan nasi kuning yang menurutnya enak banget, ada seseorang yang bertanya, warna kuning lain ada yang akan merapat nggak pak?, “Nasi kuningnya, ya pasti merapat,” jawab Ganjar.
Ada warga yang tanya lagi,” Nasaruddin Umar jadi pendamping cocok nggak?, yang langsung dijawab Ganjar,” Saya sudah punya pendamping.” Sesaat kemudian, Ganjar menyebut nama “Siti Atiqoh”, yang tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri.
“Kocak juga ya Pak Ganjar,” sela Ayu Bahari, pemilik warteg ikut nimbrung.
“Itu juga yang disukai, tampil tak ada jarak dengan rakyat,” tambah Yudi.
“Soal Nasaruddin Umar, imam besar Masjid Istiqlal, yang juga Rais Syuriah PBNU, sebagai bakal calon pendamping Ganjar, benar nggak sih?” tanya Heri.
“Itu wacana, dinamika politik. Konon, dia salah satu tokoh bangsa yang dielus – elus menjadi cawapresnya Ganjar,” kata Yudi.
“Pastinya tunggu perkembangan lebih lanjut,” kata mas Bro. (jokles)