JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar acara halal bihalal bertajuk 'Merajut Solidaritas Umat untuk Membangun Bangsa' di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis malam 18 Mei 2023.
Agenda halal bihalal MUI ini melibatkan banyak unsur, mulai dari tokoh politik, tokoh agama, ketua umum partai, berbagai perwakilan organisasi keagamaan di seluruh penjuru Tanah Air, hingga berbagai mitra kerja dan komponen bangsa.
Dalam pantauan redaksi Poskota.co.id, halal bihalal MUI ini turut dihadiri Ketua DPR RI Puan Maharani, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Hadir pula Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hingga Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Ahmad Basarah dan sejumlah duta besar negara tetangga.
Wakil Ketua MUI KH Marsudi Syuhud mengatakan, kegiatan halal bihalal ini sengaja digelar dalam rangka merawat tali silaturahmi sebagai bagian memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan sinergi dan integrasi berbagai potensi bangsa untuk kemaslahatan dan kemajuan bangsa.

KH Marsudi Syuhud di sela acara halal bihalal MUI dengan semua elemen bangsa di Jakarta. Foto: Poskota/Rendra.
Terlebih di momentum menjelang Pemilu 2024 yang getaran panas-dinginnya sudah mulai terasa. Kata Marsudi, saat ini sudah nampak gong persaingan mulai ditabuh, mulai dari persaingan politik, persaingan perang usaha, bahkan persaingan mencari-cari jodoh.
"Dari mulai cari jodoh beneran sampai jodoh politik calon presiden dan calon wakil presiden, ini juga ada persaingan. Jadi halal bihalal ini untuk mengobati kalau gesekan-gesekan persaingan yang mulai terasa."
"Kita semua duduk bersama tujuannya tak lain betapapun kita panas berkeringat dan mendebarkan, tetapi kita bisa duduk bersama-sama, berpikir bersama-sama dengan pemerintah, wakil rakyat, menteri, tokoh-tokoh agama yang ada di republik ini demi persatuan bangsa," kata Marsudi.
Makna Dalam Halal Bihalal MUI Jelang Pemilu
Marsudi kemudian meminjam istilah Pemilu 2024 yang bakal digelar dengan ibarat piring dan sendok.
"Kalau seperti yang diajarkan oleh orang tua, kalau datang piring dan sendok harus kita hadapi dengan riang gembira, karena itu pertanda mau datangnya rezeki. Tetapi jangan sampai malah sendok itu justru memecahkan piringnya," kata dia.
Adapun terkait urgensi diundangnya para tokoh politik, serta elemen bangsa di halal bihalal MUI ini, karena pihaknya ingin berusaha mendinginkan suasana, bahwa ada tujuan yang jauh lebih mulia dan harus dikedepankan para anak bangsa. Dan tidak sekadar menjalankan pemilu yang penuh dengan permusuhan.
Hal serupa, kata dia, setidaknya pernah dilakukan oleh Bung Karno ketika kondisi bangsa ketika itu membutuhkan duduk bersama para anak bangsa.
Bung Karno, kata Marsudi, ketika itu meminta pendapat tokoh Muhammadiyah KH Wahab Hasbullah soal bagaimana cara mendinginkan gencarnya pidato-pidato politik, perang pendapat, dan saling berbeda yang sangat panas ketika itu oleh para tokoh. Dan jawaban dari KH Wahab Hasbullah hasilnya adalah silaturahmi yang diubah kemudian menjadi halal bihalal.
Apalagi Indonesia dikenal memiliki budaya kumpul sejak lama yang dirintis pertama kali sejak zaman raja Mangkunegara pada 1917.
"Walaupun ketika itu belum ada sosmed yang ganasnya seperti sekarang, namun pidato-pidato politik, kritik-kritik politik, pendapat yang mungkin bisa berbeda, sangat panas ketika itu. Namun bisa dingin dengan halal bihalal," kata dia.
Maka itu, halal bihalal MUI kemudian digelar demi menyatukan kesamaan dan menggelorakan semangat persatuan menjelang Pemilu 2024 mendatang.

Halal bihalal MUI digelar dengan semangat persatuan jelang Pemilu 2024. Foto: Poskota/Rendra.
Sebab pada dasarnya membangun bangsa dan negara, kata dia, adalah suatu keharusan yang perlu dilakukan semua elemen, baik dalam hal infrastruktur, serta kemaslahatan masyarakat.
Marsudi bilang, diharapkan halal bihalal MUI ini bisa menjadi ajang saling menghalalkan perbuatan-perbuatan salah dan haram antarsesama, serta kemudian memikirkan nasib bangsa ke depan dengan semangat persatuan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan, buatlah berita gembira kepada siapa saja. Dan hari ini MUI menyampaikan berita gembira bahwa dengan silaturahmi hari ini seluruh komponen bangsa kumpul demi kebersamaan," kata dia.
"Dan MUI bersama-sama mendorong agar pemilu ini jujur, aman, nyaman, riang gembira, dan nyoblos bersama-sama," kata dia.