JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Masyarakat dibuat heboh dengan gangguan layanan perbankan hingga isu data nasabah BSI bocor. Hal ini terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI).
Disebut-sebut, gangguan data nasabah BSI bocor ini disebabkan karena adanya serangan siber oleh kelompok hacker LockBit 3.0.
Pembahasan serangan ransomware yang menimpa sistem data nasabah BSI bocor ini langsung mencuri perhatian berbagai praktisi keamanan cyber di seluruh Indonesia.
Termasuk praktisi keamanan cyber yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Pamulang, Sendy Marlen. Dia menyatakan prihatin atas informasi serangan ransomware yang melanda sistem BSI.
Ia pun menekankan pentingnya kesadaran akan ancaman cyber dan perlunya tindakan proaktif dalam melindungi sistem informasi perbankan.
Sendy mengatakan, ketika perusahaan atau organisasi menghadapi serangan ransomware, langkah pertama yang harus diambil adalah melaporkan insiden tersebut kepada otoritas keamanan cyber yang berwenang.
"Hal ini penting agar langkah-langkah yang tepat dapat diambil untuk menangani serangan tersebut dan mencegah kerugian lebih lanjut," kata Sendy Marlen dalam keterangannya, Rabu 17 Mei 2023.
Serangan ransomware yang menimpa BSI dikatakan menjadi pembelajaran bagi seluruh lembaga keuangan, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber dalam menjalankan operasinya.
"Jangan hanya menjadikan audit keamanan siber sebagai formalitas semata, tetapi jadikan keamanan siber sebagai prioritas utama dalam bisnis perbankan," ujar Marlen.
Marlen menekankan, lembaga keuangan harus memastikan bahwa semua sistem keamanan siber mereka berjalan dengan baik, dan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan siber yang semakin canggih.
"Keamanan siber harus menjadi prioritas utama dalam bisnis perbankan. Seluruh lembaga keuangan harus memastikan bahwa sistem keamanan siber mereka berjalan dengan baik dan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan siber yang semakin canggih," tambah Marlen.
Sebagai praktisi keamanan cyber, Sendy Marlen juga menawarkan bantuan dan saran kepada BSI serta institusi lainnya yang mungkin mengalami serangan serupa di masa depan.
Ia menekankan pentingnya mengembangkan rencana pemulihan bencana dan melakukan simulasi serangan sebagai langkah persiapan terkait heboh data nasabah BSI bocor ini.
Sementara itu, terkait kabar serangan ransomware yang menimpa sistem BSI, PT Bank Syariah Indonesia memastikan data dan dana nasabah dalam kondisi aman, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.
Hal ini sehubungan dengan isu yang berkembang mengenai adanya data nasabah BSI bocor diakibatkan dari serangan siber dari pihak tak bertanggung jawab.