JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mantan sipir di Jakarta berinisial AB (61), kembali membenarkan apa yang disampaikan oleh aktor Tio Pakusadewo tentang kualitas makanan untuk napi di Rutan dan Lapas.
Menurut AB saat ini kualitas makanan yang ada di dalam penjara sangat tidak layak sehingga narapidana akhirnya beralih untuk mengkonsumsi nasi yang dijual Jeera Foundation.
Dikatakan AB, pengakuan aktor Tio atas buruknya kualitas makanan untuk napi di Rutan dan Lapas memang benar adanya. Bahkan, makanan yang disiapkan pengelola lapas maupun rutan jauh dari kata layak baik dari segi rasa maupun gizi.
"Makanan yang ada itu istilahnya agar perut kenyang saja, karena kualitasnya sangat buruk," katanya, saat ditemui di Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (10/5).
Menurut AB, kualitas nasi yang disajikan untuk para napi biasa disebut "nasi cadong" bahkan serupa kapur karena teksturnya keras. "Sudah kayak kapur, enggak enak dimakan. Rasanya sudah enggak karuan, rasanya hambar. Cuma kalau nggak dimakan mau makan apa lagi mereka khususnya napi yang tak punya uang," ujarnya.
Bahkan, kata AB, karena buruknya kualitas nasi banyak napi yang terpaksa harus merogoh kantong mereka untuk membeli makanan pada kantin di Rutan dan Lapas. Kantin itu lah yang selama ini dikelola Jeera Foundation yang disebut-sebut milik anak menteri.
"Segala macam makanan ada, cuma harganya selangit. Makanya yang hanya bisa beli itu napi berduit saja," imbuhnya.
Kantin ini memonopoli seluruh bisnis makanan, minuman, hingga alat-alat kebutuhan sehari-hari bagi WBP di masing-masing Rutan dan Lapas. "Napi narkoba, tipikor (Tindak pidana korupsi) mana mau makan seperti itu, mereka beli. Kalau mau makan enak kayak di luar harus keluar duit," ujarnya.
Menurut AB, kualitas nasi di Rutan dan Lapas memang buruk sehingga sulit dicerna dan membuat sebagian napi sulit buang air besar (BAB) setiap hari.
"Nasinya memang keras, itu juga biar Napi enggak setiap hari semuanya ke WC (buang air besar). Susah dicerna, kalau enggak begitu ke WC semua," tuturnya.
Tidak hanya soal nasi, AB mengatakan kualitas lauk pauk pada nasi cadong buruk sehingga banyak WBP berduit enggan mengkonsumsi. AB yang pernah bertugas di Rutan dan Lapas di wilayah Jakarta menyebut praktik pemberian makanan tidak layak untuk WBP sudah berlangsung sejak lama.