ADVERTISEMENT

Kolaborasi Ahli Kesehatan Asing dan Lokal Kaji Langkah Pengurangan Risiko Tembakau

Minggu, 30 April 2023 11:53 WIB

Share
Dr. Ronny Lesmana, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.(Ist)
Dr. Ronny Lesmana, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –   Ahli-ahli kesehatan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi perokok di Indonesia dengan beragam cara.

Untuk mewujudkan misi tersebut, beberapa peneliti dari Universitas Padjadjaran yang merupakan mitra dari Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR) yang didukung oleh Foundation for a Smoke Free World, “Smile Study” dan “Replica 2.0“, mengadakan webinar internasional bersama dengan para pakar pengurangan risiko dari berbagai negara. Acara ini juga diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari seluruh dunia.

Dalam diskusi ini, Dr. Ronny Lesmana, peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran mengungkapkan, rokok yang menggunakan proses pembakaran menghasilkan berbagai zat berbahaya seperti di antaranya kadmium, radioaktif, polonioum, dan alkaloid. Zat-zat ini memiliki dampak kesehatan. 

Dalam penelitian yang dilakukannya, Ronny mengungkapkan beta karoten yang banyak tersedia di Indonesia khususnya di dalam sayuran seperti wortel dapat mengurangi dampak pembengkakan yang diakibatkan dari konsumsi rokok. 

“Kandungan antioksidan di dalam beta karoten memiliki potensi untuk mengurangi pembengkakan khususnya yang terjadi di berbagai penyakit kardiovaskular,” jelas Ronny, Minggu (30/4/2023).

Sementara, peneliti lain dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, drg. Amaliya M.Sc., PhD mengungkapkan bahwa jumlah perokok konvensional yang masih tinggi, yaitu sekitar 57 juta orang. Terkait hal ini, para ahli kesehatan terus berupaya untuk melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi risiko yang dihasilkan dari penggunaan rokok konvensional.

Salah satunya adalah melalui produk tembakau dan nikotin alternatif bagi perokok dewasa yang ingin menikmati produk tembakau.

“Dalam penelitian, rokok elektrik (e-cigarette) hampir menghilangkan emisi aldehida. Selain itu, paparan formaldehida dan asetaldehida dari rokok elektrik juga lebih rendah dibandingkan paparan dari menghirup udara di rumah,” jelas Amalya. 

Amaliya menegaskan walaupun penggunaan produk tembakau maupun nikotin alternatif dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan rokok konvensional, berhenti merokok secara keseluruhan (total smoking cessation) merupakan jalan terbaik bagi para perokok untuk dapat sepenuhnya terhindar dari dampak negatif dari merokok. 

Lebih lanjut, Prof. apt. Melisa Intan Barliana, Med. Sc., Ph.D, Guru Besar Farmasi Biologis, Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran mengatakan pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai produk rokok alternatif. Melisa mengatakan bahwa ia tengah melakukan penelitian tersebut, yang melibatkan rokok konvensional dan produk tembakau alternatif. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Aldi Rinaldi
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT