ADVERTISEMENT

Rencana Jepang Buang Air Limbah Radioaktif Ditolak

Rabu, 26 April 2023 22:00 WIB

Share
Energi membahayakan.
Energi membahayakan.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JEPANG, POSKOTA.CO.ID - Permintaan Jepang membuang air limbah radioaktif ditolak negara-negara di Kepulauan Pasifik.

Air limbah radioaktif tersebut sudah diolah dari PLTN Fukushima Daiichi yang dinonaktifkan pasca musibah tsunami 12 tahun lalu.

Upaya itu mendapat momentum Dalam pertemuan Menteri Lingkungan hidup G7.

Wilayah Kepulauan Pasifik adalah rumah bagi jutaan spesies hewan laut. Para pakar mengatakan 44 persen spesies itu terancam punah atau bahkan sudah punah. Wilayah ini juga kediaman bagi orang-orang yang mencari nafkah dari laut.

“Ini hidup kita. Lautan menyediakan hampir semua yang kita butuhkan untuk penghidupan, karena kami adalah negara-negara Samudra," ujar Duta Besar Kiribati Untuk PBB dan Amerika Serikat Teburoro Tito seperti dikutip dari VOA pada Senin (24/4/2023).

Hal ini memicu kecemasan orang-orang di wilayah itu dengan proposal perusahaan tenaga nuklir Jepang, TEPCO, yang akan membuang lebih dari satu juta metrik ton air limbah nuklir olahan dari PLTN Fukushima ke Samudra Pasifik.

Para pejabat Jepang bersikeras mereka dapat membuat air limbah itu aman.

Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura menyebutkan kemajuan berkelanjutan dalam upaya menonaktifkan itu mencakup pembuangan air limbah yang sudah melalui Sistem Pemrosesan Cairan Mutakhir ke ke laut, dengan pendekatan Jepang yang berbasis sains dan transparansi yang telah diapresiasi.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Jepang kehabisan tempat penyimpanan air limbah itu dan telah mengikuti standar keamanan yang direkomendasikan untuk menangani air yang telah terkontaminasi.

Namun Menteri Lingkungan Hidup Jerman Steffi Lemke menolak mendukung rencana Jepang dalam pertemuan para Menteri Lingkungan Hidup Grup Tujuh (G7) atau kelompok negara-negara industri maju tersebut.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT