ADVERTISEMENT

Gagal Tuan Rumah Pildun U-20, Pecinta Sepak Bola Optimis PSSI Bisa Bangkit

Minggu, 16 April 2023 08:26 WIB

Share
Kekecewaan masyarakat atas gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Pildun U-20. (Ist)
Kekecewaan masyarakat atas gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Pildun U-20. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID Kekecewaan atas gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 masih dirasa banyak pihak. Tak terkecuali, para pecinta olahraga bola mengingat mereka gagal dapat menyaksikan tim kesayangan berlaga.

Suporter Perasebaya, Cahyo Al Ghazali mencurahkan kekecewaan saat menjadi salah satu narasumber diskusi dan curah aspirasi suporter dalam kegiatan Aksi 1.000 lilin dan doa bersama untuk solidaritas sepak bola Indonesia yang digelar di kawasan Kayoon Heritage, Surabaya, Sabtu (15/4/2023).

“Saya mewakili suara suporter ya, dengan pembatalan Piala Dunia U-20 ini yang banyak dirugikan adalah klub kebanggaan kami Persebaya, karena tidak bisa melakukan pertandingan home di kandang sendiri di Kota Surabaya, dan kita harus bergeser ke Gresik. Itu dampak utama yang sangat signifikan terhadap tim sepak bola kebanggaan saya,” ungkapnya.

Dikatakan Cahyo, kerugian lain juga dialami oleh para pelaku UMKM Indonesia dan khususnya UMKM di Surabaya karena sudah mempersiapkan berbagai merchandise untuk dijajakan saat berlangsung pertandingan Piala Dunia U-20 di Surabaya. 

 

“Untuk UMKM-UMKM teman-teman yang sudah mempersiapkan semuanya dari merchandise Piala Dunia dari Surabaya itu banyak yang mengeluh. Bisa gagal begini, tapi mau bagaimana lagi keputusan sudah diambil, kita sebagai suporter juga harus berpikir ke depannya untuk kebangkitan atau revolusi sepak bola Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.

Cahyo menyayangkan akan pengaruh-pengaruh politik dari para kepala daerah sehingga FIFA mengeluarkan Indonesia dari tuan rumah Piala Dunia U-20. 

Selain itu, ia juga mendorong agar pemerintah pusat merevisi ulang Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Panduan Umum Hubungan Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah agar tidak terbentur dengan olahraga.

 

“Kalau intervensi politik itu eksternal ya. Saya melihatnya banyak juga itu mau nggak mau pasti batal. Harusnya di Indonesia itu sepak bola harus merdeka di pihak FIFA, tapi di pihak pemerintah kita terhalang oleh Permenlu yakni tidak bisa mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan, dan itu kita terbentur sampai kapanpun. Kalau itu tidak dicabut, kita nggak bisa berhadapan sama Israel di pentas dunia,” jelasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT