MENYUSUL rencana terbentuknya koalisi besar, kini mencuat istilah kolaborasi dan gelombang besar. Kolaborasi Relawan Pro Jokowi (Projo) dengan Ketum Partai Golkar menggelar pasar murah sebagai pertanda dimulainya gelombang besar antara Projo dengan Airlangga.
Lebih luas lagi antara Projo dengan koalisi besar – yang disebut Koalisi Kebangsaan. “Sepertinya nanti akan terbentuk yang besar – besar ya,” kata Heri mengawali obrolan warteg jelang buka puasa bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Iya ada koalisi besar, kolaborasi besar dan gelombang besar,” tambah Yudi.
“Apa itu kolaborasi besar?,” tanya Heri.
“Kolaborasi antara relawan Jokowi dengan partai pendukung pemerintah. Bisa juga diartikan dukungan dari relawan Jokowi kepada koalisi besar yang nantinya bakal terbentuk,” kata Yudi.
“Wajar saja karena Jokowi merestui terbentuknya koalisi besar. Bahkan, Ketum PAN, Zulhas, menyebut Jokowi sebagai komandan koalisi besar,” ujar Heri.
“Koalisi besar bisa juga diartikan akan adanya gelombang besar dukungan dari relawan Jokowi kepada Airlangga Hartarto sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto,” ujar mas Bro.
“Wah jangan ngarang Bro, takut melenceng,” kata Heri.
“Bukan mengarang, tapi memperhatikan tanda – tanda. Kolaborasi Projo dengan Airlangga menggelar pasar murah bagi rakyat, itu sebuah pertanda,” ujar mas Bro.
“Apalagi jika aksi sosial serupa terus berlanjut semakin masif. Itu bukan sinyal , tapi gelombang besar dukungan,” tambah Yudi.
“Jadi ada koalisi besar, terbentuk kolaborasi besar guna menciptakan gelombang besar dukungan. Tapi apakah akan menghasilkan perolehan suara besar, tak perlu diungkap sekarang,” ujar mas Bro.
“Loh kok gitu?,” tanya Heri.
“Pencoblosan belum berlangsung, apalagi hasilnya,” ujar mas Bro. (jokles)