KPK Tangkap Bupati Meranti Beserta Jajaran, Sempat Bersitegang dengan Kemenkeu

Jumat 07 Apr 2023, 10:18 WIB
Gedung KPK.(Foto: Andi Adam Faturahman)

Gedung KPK.(Foto: Andi Adam Faturahman)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Operasi tangkap tangan (OTT) dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil berserta sejumlah pejabat lainnya di lingkungan Pemkab.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri dalam keterangannya menyebutkan, penangkapan dilakukan pada Kamis (6/4/2023) malam. 

"Benar adanya, tim KPK telah melakukan penindakan tangan terhadap pihak yang tengah melakukan korupsi di Kepulauan Meranti," ucap Ali Fikri, Jumat (7/4/2023).

Dalam penangkapan itu, sambungnya turut diamankankan juga Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil berserta jajaran. Meski demikian, Ia belum detail dalam perkara apa pejabat di lingkungan Kepualauan Meranti diamankan.

Sementara itu, saat ini seluruh pihak terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) dalam perjalanan ke Gedung Merah Putih KPK untuk menjalani rangkaian pemeriksaan lebih lanjut.

Bersitegang dengan Kemenkeu

Sebagaimana diketahui Bupati Meranti, Muhammad Adil sempat bersitegang dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bahkan aksinya pun viral di media sosial (medsos).
 
Kekesalan Adil disampaikan dalam rapat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah se-Indonesia di Pekanbaru pada Kamis (8/12/2022). Adil mengaku kesal karena dana bagi hasil (DBH) produksi minyak dari Meranti yang diberikan Kemenkeu nilainya menurut dia terlalu kecil. 

Ia mengatakan, Meranti adalah penghasil minyak mentah yang harganya belakangan melambung. Akan tetapi DBH yang didapatkan menurut dia tak sebanding dengan produksi dan kenaikan harga minyak. 

Lifting minyak Meranti saat ini mencapai 7.500 barrel per hari dari sebelumnya 3.000-4.000 barrel per hari. Sementara asumsi harga minyak dalam anggaran negara naik menjadi 100 dolar AS per barrel dari sebelumnya 60 dolar AS per barrel. 

Namun, DBH tahun ini sebesar Rp 115 miliar, hanya naik sekitar Rp 700 juta dari sebelumnya. 

"Meranti itu daerah termiskin se-Indonesia, penghasil minyak, termiskin, ekstrem lagi. Pertanyaan saya, bagaimana kami tidak miskin, uang kami tidak dikasihkan," terang Adil.
 

Berita Terkait
News Update