JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penceramah Habib Bahar bin Smith mengungkap alasan kenapa dirinya suka marah-marah saat ceramah dan dengan mata merah.
Penjelasan Habib Bahar suka marah-marah saat ceramah setidaknya diakui oleh beliau saat ditanya oleh ahli hukum tata negara Refly Harun di saluran Youtube-nya, dikutip Kamis 6 April 2023.
Kata Habib Bahar, dirinya memang suka marah-marah, teriak-teriak, dan mata merah saat ceramah. Padahal sejatinya dia adalah orang yang sangat lembut hatinya.
"Kalau siapapun ingin tahu kelembutan Bahar bin Smith silakan datang ke pesantren, kalian akan lihat bagaimana akhlak saya, adab yang diajarkan guru-guru saya, terhadap apakah itu tamu kawan atau tamu musuh," kata Habib Bahar.
Habib Bahar lantas menjelaskan berbagai contoh sikapnya saat ceramah di depan jemaah. Kata dia, dirinya selalu mencoba menyesuaikan diri dengan undangan.
Andai dia diundang acara sunatan, maka tak mungkin dirinya bakal membahas materi jihad. Dan apabila diundang saat acara pernikahan, maka dirinya akan lebih banyak membahas tentang hak istri terhadap suami, dan sebaliknya.
Sementara saat ceramah di momentum terbuka, Habib Bahar mengakui memang bakal marah-marah, teriak-teriak dan mata memerah.
"Lalu kok suka teriak-teriak, matanya merah? Untuk menjawab ini sebenarnya pernah waktu di sidang ada satu hakim tanya ke saya. Ada kyai di sidang yang sebut saya radikal. Sampai akhirnya hakim bertanya, 'bagaimana kamu tahu habib ini radikal?'" kata Bahar menirukan pertanyaan hakim ke seorang kyai.
Kyai itu lantas menjawab ceramah-ceramah Habib Bahar keras, membara-bara, dan matanya merah melotot.
"Saya ketawa dengar alasan kyai ini, yang menyatakan saya radikal, karena suara saya keras, membara-bara, dan mata merah," kata Bahar lagi.
Saat itu Habib Bahar lantas menjelaskan rinci soal hadist saat Rasulullah berkhutbah dan berceramah. Kata Habib Bahar, Rasul ketika berkhutbah kedua matanya memerah.
"Memerah kedua matanya, ditandai juga dengan meninggi suaranya. Artinya apa? Bertambah kemarahannya. Ini hadist. Karena apa, ini panggilan perang. Masa mau perang ceramahnya pelan-pelan," kata dia.
Habib Bahar Sebut Dirinya Godfather di Penjara
Pada kesempatan yang sama, Habib Bahar kemudian bercerita bagaimana kelembutan hatinya bisa menggugurkan anggapan orang yang menyebut dirinya suka marah-marah.
Kata dia, jika mau tahu kelembutan hatinya, bisa bertanya pada sejumlah orang di penjara waktu dirinya ditahan.
Habib Bahar lantas bercerita bagaimana dirinya dianggap sebagai godfather di Lapas Gunung Sindur.
"Ketika itu jelang malam Misa, anak-anak Nasrani datang ke saya. Mereka mengeluh tak boleh melakukan ibadah. Bukan sok, tapi di sana dari semua napi saya yang dianggap godfather-nya."
"Bib minta tolong bisa enggak untuk perjuangkan kami ibadah malam Misa. Saya jawab besok saya temui Kalapas," katanya.
Besoknya Habib Bahar langsung menemui Kalapas. Dia langsung menekan 'tak mau tahu', agar para anak-anak Nasrani itu dibolehkan untuk ibadah malam Misa. Dan ternyata permintaan itu dikabulkan, lengkap dengan pengawalan ketat saat ibadah di luar.
Bukti itu lantas dipertanyakan oleh Habib Bahar, apakah bukti itu tak cukup menjelaskan kelembutan hatinya dan bukan seorang intoleran dan radikal?
"Bagaimana dengan seorang perempuan, entah Katolik atau Protestan, yang melaporkan saya tapi malah diproses. Padahal dia lagi hamil. Langsung saya bikin surat, dan alhamdulillah dia dibebaskan. Itu orang yang memaki saya. Apakah kurang sisi kelembutan hati saya?" kata dia.
Menurut Habib Bahar, dirinya tak akan marah-marah jika publik melihat bagaimana dia mengajar para santri di pesantren. Dia akan bertutur-kata lembut, karena hatinya merasa adem dan sejuk. Hal itu, kata dia, bisa disaksikan langsung di pesantrennya.