ADVERTISEMENT

Pengemudi Mercy yang Tabrak Pemotor di Jaksel Anak Petinggi Polri, Kasat Lantas: Kami Tegak Lurus

Jumat, 31 Maret 2023 13:15 WIB

Share
Mobil Mercedenz Benz yang menabrak pemotor hingga tewas di kawasan Ragunan, Jaksel. (Ist)
Mobil Mercedenz Benz yang menabrak pemotor hingga tewas di kawasan Ragunan, Jaksel. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengemudi Mercy yang menabrak pemotor hingga tewas di perempatan lampu merah Ragunan, Pasar Minggu, Jaksel, dipastikan berjalan.

Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Bayu Marfiando mengatakan kecelakaan hingga menyebabkan hilangnya nyawa itu masih dalam penyelidikan.

"Dalam proses pemeriksaan saksi-saksi. 7 orang saksi," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.

Hingga saat ini belum dapat disimpulkan siapa yang bersalah dalam kasus kecelakaan yang menewaskan satu orang itu. Rencananya akan ada rekonstruksi.

 

"Ada, nanti kita info kalau sudah siap ya," papar Bayu.

Santer terdengar bahwa penabrak merupakan anak petinggi Polri di NTB. Bayu menegaskan pihaknya tak pandang bulu untuk mengungkap kasus kecelakaan ini hingga tuntas.

"Pada intinya kami tegak lurus sesuai fakta dilapangan, saya pastikan penyidik tidak dapat diintervensi siapapun," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Keluarga korban kecelakaan lalulintas di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan hingga tewas mempertanyakan kejelasan kasus tersebut. Pasalnya hingga kini penabrak tidak ditahan.

 

Nadya, kakak korban menceritakan kecelakaan yang dialami adiknya bernama Syamil hingga tewas itu terjadi pada 12 Maret 2023 lalu di lampu merah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Saat kejadian sang adik bersama temannya, Bayu yang berboncengan mengendarai sepeda motor saat hendak pulang ke rumah ditabrak oleh kendaraan roda empat Mercedez Bens GLA200 plat nomor D 1127 DQ.

"Kejadian tabrakan kemungkinan jam 12 atau jam 1 pagi hari minggu 12 Maret 2023. Mobil berusaha kabur namun dikejar oleh teman adikku di motor yang lain dan warga disekitar sana," ujarnya saat dihubungi, Rabu (29/3/2023).

Saat kecelakaan sang adik yakni Syamil dan temannya Bayu langsung dilarikan ke RSUD Pasar Minggu. Hanya saja saat tiba di ruang ICU nyawa adiknya tak tertolong, sementara Bayu koma di RS.

"Almarhum habis ada acara pengajian dikarenakan almarhum Syamil esok harinya ada ujian dan akan kelulusan SMA," katanya.

Dua minggu kasus ini bergulir, Nadya mulai mendapat kejanggalan. Terlebih sampai saat ini si penabrak belum dilakukan penahanan oleh pihak kepolisian.

Ia menceritakan sehari setelah kejadian ia sama sekali tidak dihubungi oleh pihak kepolisian maupun si penabrak. Justru yang menghubungi malah seseorang yang mengaku saudara si penabrak.

Lalu dirinya menerima surat keterangan polisi dari keluarga Bayu yang isinya menyatakan bahwa Syamil hanya mengalami luka lecet dan dirawat di RS, tidak ada keterangan kalau korban meninggal dunia.

Surat dari kepolisian tersebut hanya sampai ke tangan keluarga Bayu. Surat tersebut tidak sampai ke tangan keluarganya, dalam hal ini keluarga Syamil.

"Lalu adik aku juga yang dinyatakan mengendarai motor padahal bukan. Identitas adik aku tertulis mahasiswa padahal masih SMA. Padahal data diri dompet tas dan lain-lain itu hilang tidak ditemukan," ungkapnya.

Pada saat di RS, Nadya mengatakan bahwa keluarga diinfokan oleh petugas kepolisian yang menangani bahwa Syamil meninggal dunia di tempat dan pelaku si penabrak akan diamankan.

"Surat kematian yang dikeluarkan RS juga tidak tertulis bahwa penyebab kematian karena kecelakaan lalu lintas, melainkan karena penyakit tidak menular," bebernya.

"Kami akhirnya bolak balik minta bantuan ke Polda namun ditolak karena tidak bisa membuat pelaporan ganda katanya. Kami diarahkan ke Polres," tambah Nadya.

Beberapa hari kemudian pihak Polres kemudian mempertemukan Nadya dan keluarga pelaku. Namun saat itu ternyata yang datang malah orang yang mengaku sebagai pengacara penabrak.

"Pertemuan tersebut membahas rencana pertemuan dengan orang tua pelaku, namun sampai saat ini tidak terjadi dan tidak ada kabar," tuturnya.

Nadya mengaku janggal dengan kasus ini. Ia merasa pihak kepolisian serasa menutupi. Apalagi dari informasi yang didapat si penabrak bernama Maulana Malik Ibrahim anak petinggi Polri di NTB.

"Pihak polisi seakan menutupi kasus ini dan mengambang begitu saja. Yang kami dapatkan bahwa pelaku bernama Maulana Malik Ibrahim yang di duga anak petinggi Polri NTB," tukasnya. (Pandi)

 

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT