ADVERTISEMENT

Sorot: Perang Sarung Jangan Jadi Tradisi

Sabtu, 25 Maret 2023 08:51 WIB

Share
Ilustrasi perang sarung.(ist)
Ilustrasi perang sarung.(ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh Tri Haryanti, wartawan Poskota

BULAN puasa harusnya menjadi momen bagi kita untuk meningkatkan ibadah. Karena puasa adalah sarana menggapai ketakwaan, dan mensyukuri nikmat.

Puasa juga untuk melatih diri untuk mengekang jiwa, melembutkan hati dan mengendalikan syahwat. Puasa juga memunculkan sifat kasih sayang dan lemah lembut terhadap orang-orang miskin, serta melatih kesabaran.

Namun yang terjadi dikalangan remaja, bukannya meningkatkan ibadah malah melakukan tawuran, yang mereka sebut 'tradisi perang sarung'.  Apa kegiatan negatif seperti ini bisa disebut tradisi? Rasanya gak banget deh!

Seperti yang terjadi di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (23/3/2023) dini hari. Nyawa seorang pria  melayang sia-sia, saat bentrok dalam 'perang sarung'.

Mirisnya, ia bukan tewas akibat kibasan sarung, tapi oleh sabetan golok  dari salah seorang pelaku dalam bentrokan tersebut.

Peristiwa bentrokan antar kelompok itu terjadi  di kawasan Pasar Gili Jatipulo, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat saat masyarakat akan menyantap menu sahur untuk puasa pertama.

Ya Allah...sudah bergeser sejauh mana prilaku para remaja kita? Di kota besar seperti Jakarta, rasanya sudah jarang kita melihat anak-anak remaja berbondong-bondong ke masjid, lengkap dengan sarung dan kopiah untuk shalat tarawih atau shalat subuh.Ini malah sarung yang buat sarana ibadah dipakai untuk tawuran. Pusing deh 'kepala barbie'.

Melihat situasi dan kondisi seperti ini, seharusnya para orang tua bertindak cepat. Cegah putranya melakukan tindakan negatif. Masukkan mereka ke pesantren kilat yang dibuat di sekolah-sekolah, lingkungan rumah, ataupun organisasi-organisasi keagamaan.

Beri mereka dasar pendidikan agama yang kuat, agar mampu menahan diri dari tindakan-tindakan negatif.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT