“Ketahanan- kemandirian dan kedaulatan pangan, bukan sebatas tuntutan. Bukan pula sekadar memenuhi kebutuhan, tetapi kewajiban negara untuk memenuhinya sehingga terhindar ketergantungan impor.”
-Harmoko-
Ancaman krisis pangan menghantui dunia, termasuk negeri kita. Bahkan, sejumlah negara sudah terkena dampaknya, akibat seretnya pasokan pangan dari negara lain, di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Masih dipenuhi dengan awan gelap.
Sulit diprediksi kapan awan gelap itu menjadi sirna tergantikan sinar keceriaan guna membangun ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan nasional. Setidaknya ada empat indikator tanda – tanda ancaman krisis pangan.
Pertama, semakin sempitnya lahan pertanian akibat konversi. Kedua, semakin sulitnya mencari lahan baru untuk tanaman pangan. Ketiga, semakin tidak terkendalinya pertumbuhan penduduk. Keempat, semakin berkurangnya jumlah petani.
Ini belum termasuk kepedulian dari semua pihak untuk memakmuran kehidupan para petani, utamanya dari pemegang kebijakan di sektor pertanian dan tanaman pangan.
Terkait pertumbuhan penduduk, analisis demografi memprediksi penduduk dunia mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050.
Sementara populasi penduduk Indonesia saat ini sekitar 275 juta jiwa. Dengan asumsi kecepatan pertumbuhan penduduk sekitar 1,49 persen per tahun, maka diproyeksikan mencapai 330 juta lebih pada tahun 2050.
Pertambahan penduduk ini tentu akan berdampak kepada laju konversi lahan sawah nasional mencapai sekitar 96 ribu hektar per tahun.
Luas sawah di Jawa saat ini sekitar 8,1 juta hektar, diperkirakan akan tersisa menjadi sekitar 5,1 juta hektar pada tahun 2045, saat negeri kita tercinta ini berusia seratus tahun.
Jika kondisi seperti ini terus berlanjut, produk pangan masih saja adanya ketergantungan dengan lahan – lahan di Pulau Jawa, sementara mencari lahan baru masih menemui banyak kendala, akan menjadi problema tersendiri.
Belum lagi, semakin minimnya generasi muda menjadi petani. Kian tingginya angka urbanisasi, sebagai salah bukti profesi petani semakin tidak diminati kawula muda.