Kenakalan Remaja Makin Marak

Rabu 15 Mar 2023, 07:52 WIB
Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar didampingi Kasat Reskrim AKBP Yogen, Kasat Binmas AKBP Subandi,  dan  Kepala Sekolah SMAN 1 Depok memberikan pengarahan antisipasi kenakalan remaja di depan siswa. (Ist)

Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar didampingi Kasat Reskrim AKBP Yogen, Kasat Binmas AKBP Subandi, dan Kepala Sekolah SMAN 1 Depok memberikan pengarahan antisipasi kenakalan remaja di depan siswa. (Ist)

Oleh: Sutiyo, Wartawan Poskota

KENAKALAN remaja saat ini mulai membuat khawatir orangtua.

Pasalnya, kasus ini hampir setiap hari terjadi di berbagai wilayah di Jabodetabek.

Bahkan, beberapa di antaranya sampai membuat korban yang notabone generasi muda penerus bangsa sampai meninggal dunia.

Kejadian yang membuat miris terjadi di daerah Bogor yang dalam seminggu dua remaja tewas di tengah jalan.

Malah satu di antaranya korban meregang nyawa saat berjalan seorang diri usai pulang sekolah pada siang hari.

Tanpa alasan jelas, tiba-tiba tiga remaja naik motor menghampirinya dan langsung membabi buta membacok pelajar tersebut hingga tewas di lokasi.

Peristiwa ini terjadi di tengah jalan raya yang juga disaksikan banyak pasang mata yang lalu lalang di lokasi.

Peristiwa tentu saja membuat banyak kalangan prihatin. Bahkan, Walikota Bogor Bima Arya marah besar terhadap para pelajar yang menjadi pelaku pembacokan hingga membuat korban meninggal dunia.

Ia mendesak polisi untuk secepatnya menangkap pelaku dan dikenakan pasal maksimal.

Terakhir yang tak kalah membuat heboh orangtua dan warga Bogor yakni tewasnya pelajar hanya gara-gara uang taruhan Rp 200 ribu.

Para pelaku berdalih mereka mengeroyok kelompok korban karena tidak membayar uang taruhan sebesar Rp200 ribu dalam pertandingan futsal.

Saat ditagih, kelompok korban tidak mau membayar sesuai yang disepakati.

Akibatnya mereka marah dan mengeroyok kelompok lawannya, yang membuat satu pelajar tewas.

Polisi yang menangani kasus ini berhasil menangkap lima pelaku.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa para pemuda ini gampang marah dan mudah tersulut emosi sesaat.

Mereka tanpa pikir panjang nekat melakukan aksi balas dendam, tawuran, pencurian disertai pembacokan dan perbuatan terlarang lainnya.

Untuk kasus pencurian dengan kekerasan, misalnya geng motor, disinyalir banyak juga melibatkan remaja yang awal mula hanya ikut-ikutan semata.

Namun karena sudah bergabung dengan kelompok remaja lainnya mereka pun jadi mudah terhasut.

Tanpa sungkan lagi mereka bertindak kejam, termasuk melukai korbannya.

Agar kasus ini tidak terus terulang banyak hal yang dapat dilakukan mulai dari orangtua, guru, polisi dan unsur terkait lainnya.

Para orangtua dituntut untuk lebih tegas untuk mendidik anaknya di rumah.

Marahi anak jika kedapatan keluyuran tidak jelas usai pulang sekolah.

Faktor lain yang tak kalah penting peran serta guru di sekolah.

Tanamkan  pendidikan budi pekerti dan agama sejak dini, mulai dari TK, SD, SMP dan SLTA.

Ini penting dilakukan agar para pelajar memiliki rasa cinta kasih kepada temannya sesama pelajar.

Terakhir perlu tindakan tegas aparat penegak hukum dalam hal ini polisi, jaksa dan lainnya dalam menangani aksi kekerasan remaja.

Tindak mereka tanpa pandang bulu agar menjadi efek jera bagi yang lainnya. (**)

 

News Update