JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Setelah Menteri Perindustrian (Menperin) mengumumkan kenaikan ambang batas harga low cost green car atau LCGC, PT Honda Prospect Motor (HPM) pun memastikan bakal menaikkan harga Honda Brio Satya.
Ada beberapa alasan yang memaksa HPM melakukan perubahan harga. Selain keputusan Menperin, HPM berhitung juga dengan cost produksi, material dan logistik kendaraan makin hari makin tinggi.
"Jadi, kami pertimbangkan untuk meng-adjust kenaikan harga tersebut," ujar Direktur Pemasaran PT HPM, Yusak Billy di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2023) kemarin.
Namun demikian, Billy belum tahu kapan pihaknya akan mengerek harga jual Brio Satya. Dia juga belum bisa memastikan berapa jumlah atau nominal kenaikannya.
Jika merujuk pada Peraturan Menteri Perindustrian atau Permenperin Nomor 36 Tahun 2021, ambang batas LCGC naik 5 persen atau Rp 6,7 juta dari ambang batas sebelumnya. Namun, Menperin membebaskan produsen untuk mengambil ambang batas kenaikan atau tidak.
Hingga, HPM masih menghitung nominal kenaikan harga untuk mobil LCGC-nya tersebut. Yang pasi, harga baru Brio Satya akan diumumkan tahun ini. Namun, apakah setelah lebaran atau sebelum, dia tak bisa bicara.
"Kami belum tahu kenaikannya berapa, tapi kami pertimbangkan kenaikan harga ya, karena biaya produksi dan logistik itu naik sangat tinggi, jadi perlu ada adjustment," ungkapnya.
Bukan hanya itu, Billy juga belum bisa mengungkap, apakah setelah kenaikan harga nanti, banderol Honda Brio Satya akan lebih mahal dari Toyota Agya baru atau tidak. Diketahui, Toyota Agya baru sendiri dibanderol mulai Rp 167 jutaan dengan status OTR Jakarta.
"Jadi ya ditunggu saja nanti, ya," kata dia.