Oleh: Muhidin, Wartawan Poskota
DESAKAN mundur terhadap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menggema di media sosial. Muncul tagar #SriMulyaniMundur trending di Twitter. Desakan mundur juga datang dari sejumlah tokoh nasional, seperti Rocky Gerung dan Fuad Bawazier.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu didesak mundur lantaran dianggap tidak mampu 'mengurus' anak buahnya di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Desakan untuk mundur bermula dari kasus penganiayaan yang melibatkan anak Rafael Alun Trisambodo.
Ditambah lagi, Rafael, mantan pejabat direktorat jenderal pajak itu terbukti melakukan serangkaian pelanggaran, dan disusul beberapa pejabat lainnya.
Terlebih lagi, publik dikejutkan dengan informasi sangat penting yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Ketua Mahkamah Konstitusi RI periode 2008-203 itu mengungkap temuan transaksi mencurigakan senilai Rp300 triliun di lingkungan Kemenkeu. Wow, jumlah fantastis itu membuat publik geleng-geleng kepala.
Statement seorang Mahfud MD tidak asbun alias asal bunyi, dan sangat bisa dipercaya. Apalagi beliau adalah seorang profesor, punya data lengkap dan telah melalui kroscek pastinya. Temuan ratusan triliun itu di luar temuan transaksi mencurigakan milik Rafael beserta keluarganya sebesar Rp500 miliar.
Informasi penting itu telah disampaikan kepada Sri Mulyani. Namun sampai saat ini perempuan asal Bandar Lampung yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) oleh pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktou masih bungkam.
Imbas sejumlah anak buahnya yang diduga menyelewengkan uang negara mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap Sri Mulyani, dan kemenkeu yang dipimpinnya menjadi luntur. Kekecewaan dan ketidakpercayaan rakyat terhadap Sri Mulyani itu memicu munculnya gerakan tolak bayar pajak.
Dulu mungkin masyarakat masih percaya kepada seorang Sri Mulyani. Seorang aset bangsa yang cerdas, punya relasi banyak tidak hanya di dalam negeri namun juga di dunia internasional.
Akan tetapi kini yang ada kekecewaaan dan ketidakpercayaan untuk membayar pajak. Diketahui, masih banyak masyarakat yang hidupnya di garis kemiskinan, meski begitu mereka ikhlas untuk membayar pajak. Namun, setelah melihat kelakuan pejabat pajak, menggarong uang rakyat hingga pamer harta, rakyat pun menjadi malas untuk taat membayar pajak.
Lantas bagaimana untuk memulihkan kepercayaan masyarakat untuk kembali membayar pajak? Ya, salah satu opsi mau tidak mau Sri Mulyani lebih baik untuk mundur saja. Sikap ini lebih mulia ketimbang nanti rakyat turun ke jalan menggelar aksi demo besar-besaran yang berdampak banyak pihak dirugikan.
Kita tunggu saja gebrakan yang dilakukan Sri Mulyani? Semoga ada keputusan terbaik yang diambil Sri Mulyani untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, dan keseriusannya untuk membenahi anak buahnya agar mengedepankan kejujuran dan katakan tidak kepada uang haram. Semoga.(*)