Ibu-ibu memiliki kewajiban untuk membawa kemaslahatan bagi generasi mendatang. Emak-emak harus melek politik agar tidak terpeleset kepada musuh rakyat.
Itu dikatakan Dewan Pakar Pengurus Besar Wanita Al-Irsyad, Siti Fadilah, dalam sambutan pelantikan Pengurus Besar Wanita Al-Irsyad, di Jakarta, Sabtu ( 4/3/2023).
Mantan Menkes ini juga menyinggung emak-emak yang kerap mengikuti pengajian itu bagus. Pergi mengaji untuk dapat memperbaiki generasi muda.
“Apakah untuk melek politik apa harus terjun ke dalam politik praktis?” tanya Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Melek politik itu paham, mengikuti perkembangan masalah politik di negeri kita ini. Jadi tidak harus terjun ke dalam politik praktis,” ujar Yudi.
“Dengan melek politik diharapkan siapapun dia, apakah emak-emak dapat mengetahui masalah politik yang terjadi. Tidak terombang-ambing oleh isu-isu yang menyesatkan, berita hoaks,” kata mas Bro.
“Iya, dengan memahami masalah politik, terhindar dari hal-hal yang buruk yang dapat mengganggu hubungan bertetangga, bermasyarakat,” jelas Yudi.
“Betul juga jangan karena isu-isu politik liar, dengan tetangga tidak saling sapa. Berpapasan berpaling muka. Bahkan, mau ke pasar memilih jalan memutar untuk menghindari tatap muka,” urai mas Bro.
“Masak sih sampai segitunya,” celetuk Ayu Bahari, pemilik warteg.
“Ini cuma umpama, bukan nyata kok. Jangan sensi. Makanya melek politik biar nggak terbawa arus liar,” kata Heri.
“Nggak usah diragukan mas. Meski emak-emak, sedikit-sedikit saya tahu dan paham soal apa saja yang terjadi di tahun politik,” kata Ayu.
“Tahu dari mana Yu?” tanya Yudi, yang dijawab Ayu,” Tahu dari sampeyan yang sering ngobrolin masalah politik terkini di warteg ini. Juga baca berita dari media yang layak dipercaya seperti Poskota.” (jokles)