ADVERTISEMENT

Hilirisasi Jadi Pintu Gerbang Indonesia Maju, Pengamat Dorong BKPM Perkuat Smelter dalam Negeri

Kamis, 2 Maret 2023 17:35 WIB

Share
Hilirisasi Jadi Pintu Gerbang Indonesia Maju, Pengamat Dorong BKPM Perkuat Smelter dalam Negeri.
Hilirisasi Jadi Pintu Gerbang Indonesia Maju, Pengamat Dorong BKPM Perkuat Smelter dalam Negeri.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID Program hilirisasi sumber daya alam diyakini menjadi gerbang emas bagi bangsa Indonesia. Melalui program hilirisasi, bangsa ini dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Emas pada 2045 dalam mengupayakan RI naik menjadi negara dengan penghasilan tinggi. 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memastikan Indonesia akan terus mengakselerasi program hilirisasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah sebesar-besarnya bagi bangsa, dan negara. 

Pada ujungnya, hilirisasi sendiri bertujuan untuk melipatgandakan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita menjadi USD10 ribu pada 2045, sehingga membawa Indonesia mendekati ambang negara berpendapatan tinggi menurut Bank Dunia. Pada gilirannya, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa, pulau terkaya dan terpadat.

Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mendorong menteri Bahlil memperkuat investasi melalui pembangunan smelter untuk menjawab kebutuhan hilirisasi sejumlah tambang di dalam negeri.

Menurut Fahmy, transformasi ekonomi menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi industri harus secara konsisten digalakkan untuk menyambut Indonesia Emas 2045.

Oleh karena itu, ia menilai kebijakan pemerintah melarang ekspor bijih mentah nikel supaya fokus menggejot hilirisasi harus mendapatkan dukungan. Salahsatuya dari para pengusaha tambang untuk berinvestasi mendirikan smelter.

“Saat ini kebutuhan yang harus segera direalisasikan adalah tersedianya smelter dengan jumlah kapasitasnya itu memadai untuk mengolah tambang kita yang sedemikian besar. Nah investor didorong oleh pemerintah itu bisa dari para pengusaha tambang nikel, kalau selama ini dia gali kemudian dijual begitu ya maka dengan adanya larangan ekspor tadi dia dipaksa untuk membangun smelter,” ujar Fahmy kepada wartawan, Kamis (2/3/2023).

“Masalahnya adalah kapasitas smelter untuk melakukan hilirisasi itu belum memadai oleh karena itu pemerintah harus mendorong terus dan Bahlil melakukan itu untuk melalui investasi agar hilirisasi tadi dapat berjalan sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan,” imbuh Fahmy.

Fahmy menambahkan investasi itu juga bisa datang dari konsorsium beberapa perusahaan tambang untuk bersama-sama membangun smelter.

Dikatakan Fahmy, tinggal bagaimana pemerintah membuat kebijakan yang dapat menarik minat investor seperti halnya mempermudah perizinan dan memberikan sejumlah insentif.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT