ADVERTISEMENT

Alami Kekeringan Spiritual, Haidar Bagir Tekankan Gen Z Butuh Agama yang Lebih Inklusif

Rabu, 1 Maret 2023 06:15 WIB

Share
Alami Kekeringan Spiritual, Haidar Bagir Tekankan Generasi Z Butuh Agama yang Lebih Inklusif.
Alami Kekeringan Spiritual, Haidar Bagir Tekankan Generasi Z Butuh Agama yang Lebih Inklusif.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Cendekiawan muslim Indonesia, Haidar Bagir, menekankan pemahaman keislaman yang terbuka bagi kalangan generasi saat ini. Dalam arti, ia mengatakan bahwa Generasi Z (Gen Z) membutuhkan agama yang lebih inklusif untuk mengatasi kekeringan spiritual yang melanda.

Pernyataan itu disampaikan Haidar Bagir sebagai pembicara dalam seminar yang bertajuk “Pengalaman Religius dan Tantangan Zaman” yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra Jakarta, Selasa (21/02/2023) pekan lalu.

Seminar yang diselenggarakan di Auditorium Al-Mustafa STAI Sadra tersebut menghadirkan dua narasumber. Selain Haidar Bagir, satu pembicara lainnya adalah Dr. Kholid Al Walid, dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Gen Z dan Kekeringan Spiritual

Haidar Bagir memulai pemaparannya dengan menjelaskan pengertian Tuhan, pengertian agama, serta maksud dari istilah pengalaman religius. Ini merupakan sebuah pengantar menuju persoalan yang ingin dibicarakannya, yakni cara anak muda memandang agama.

Menurutnya, pendefinisian agama yang kental akan institusi dan idelogi mungkin bisa diterima oleh generasi sebelumnya. Namun, ia menyadari bahwa pemaknaan terhadap agama yang seperti itu menjadi kurang menarik bagi anak muda kekinian, terutama Gen Z. 

Haidar Bagir menilai, pemaknaan yang seperti ini membuat agama menjadi begitu eksklusif karena sifatnya yang kekelompokan.

Ia mengatakan, kaum muda sekarang ini hidup dengan kompleksitas dan keberagaman identitas. Terlebih perkembangan teknologi yang memunculkan internet telah membuat seseorang melihat dunia yang luas lepas dari lingkungan di sekitarnya dan dapat menjangkau hal-hal yang bahkan tak disangkanya.

Oleh sebab itu, generasi muda saat ini dengan mudah merangkul perbedaan dalam lingkaran pergaulannya, baik itu di dunia virtual maupun di dunia aslinya.

Mereka bebas berteman dengan siapapun yang mereka inginkan, terlepas dari gender, ras, maupun agama. Tak jarang pula anak muda dapat menikmati humor yang berkaitan dengan agama.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT