Saya Bukan Brutus

Jumat 24 Feb 2023, 07:59 WIB

HARI MINGGU, 12 Februari 2023 lalu saya menerima kiriman buku setebal 640 halaman berjudul “Bersama Rakyat ke Gerbang Reformasi - autobiografi H.Harmoko”. Saya tanya pada pengantar buku ini, siapa pengirimnya, ia hanya menjawab : Keluarga Harmoko.

Selama beberapa hari saya membaca buku almarhum Pak Harmoko. Saya terhenti dan mengulang-ulang kalimat-kalimat di bawah judul “Meminta Presiden Mundur”. Tulisan di halaman 475 ini cukup menarik dan penuh kenangan bersejarah bulan Mei 1998, 25 tahun lalu. Soeharto mundur dari kursi presiden.

Senin, 18 Mei 1998, Ketua MPR/DPR H Harmoko membacakan teks yang menggemparkan. Kalimat ini yang sangat ditunggu sebagian besar pengunjuk rasa yang menduduki gedung MPR/DPR di Senayan waktu itu : Soeharto harus mundur.

Kalimat asli yang disampaikan dengan membaca teks tersebut berbunyi seperti ini. “Dalam menanggapi situasi di atas, pimpinan Dewan baik Ketua maupun Wakil-wakil Ketua mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri."

Kalimat ini saat itu disambut tepuk tangan wartawan dan para pengunjuk rasa. Gedung MPR/DPR seperti mau pecah oleh gema tepukan tangan dan teriakan massa saat itu.

Seruan agar Soeharto mundur itu kemudian ditanggapi oleh Menhankam/Pangab (Menteri Pertahanan/Panglima ABRI) saat itu Jenderal Wiranto. “......Pernyataan pimpinan DPR RI agar Presiden Soeharto  mengundurkan diri  adalah sikap dan pendapat individual , meski disampaikan secara kolektif......”

Tiga hari kemudian Soeharto melepaskan tahtanya. Kemudian muncul pendapat Pak Harmoko dan Abdul Gafur dituduh sebagai penikam dari belakang. “Layaknya Brutus menikam Julius Caesar”, kata Harmoko. Berkali-kali Pak Harmoko membantah dirinya adalah Brutus. Karena atas nama Golkar saat itu, Pak Harmoko menyampaikan agar Soeharto bersedia dicalonkan lagi jadi presiden berdasarkan isyarat kuat dari Soeharto sendiri bahwa dia masih mau jadi presiden. Tentu Soeharto saat itu “tapi pura-pura tidak mau”. (Li Hai)

News Update