Jakarta Diserbu Ratusan Ribu Pendatang Baru, Sebagian Tak Miliki Keterampilan

Rabu 15 Feb 2023, 09:46 WIB
Kedatangan penumpang arus balik di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Kamis (5/5/20222). (Foto: ardhi)

Kedatangan penumpang arus balik di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Kamis (5/5/20222). (Foto: ardhi)

JAKRTA, POSKOTA.CO.ID - Jumlah pendatang di Ibu Kota mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini disampaikan langsung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI, pada Selasa, 14 Februari 2023.

Kepala Disdukcapil DKI Jakarta, Budi Awaluddin mengatakan, sekitar 50 persen pendatang yang merantau ke Ibu Kota dalam beberapa tahun terakhir tidak memiliki keterampilan.

Maka dari itu pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

"Kami berkoordinasi dengan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya terkait penanganan bagi mereka yang tidak punya keterampilan,” kata Budi di Balai Kota Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Budi meyebutkan, bahwa jumlah yang datang ke Jakarta pada tahun 2020 ada sebanyak 112.814 orang. Kemudian pada 2021 jumlah pendatang di Jakarta naik 18,55 persen sehingga mencapai 139.740 orang.

Hingga semester pertama 2022, Pemprov DKI mencatat jumlah pendatang di Ibu Kota naik 7,92 persen sehingga mencapai 151.752 orang.

"Memang trennya dari beberapa tahun belakangan ini yang datang ke Jakarta itu hampir 75 persen mereka adalah tamatan SMA sederajat ke bawah," kata Budi.

Karena banyak pendatang yang tidak memiliki keterampilan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan pelatihan seperti tata boga, menjahit, otomotif hingga elektronik.

Pemberian pelatihan itu diharapkan dapat mengurangi potensi jumlah kemiskinan semakin tinggi.

Di sisi lain, Budi mengatakan, pihaknya bakal melakukan pembinaan kepada penduduk pendatang, yakni untuk tertib administrasi kependudukan.

"Kami ada program kampung sadar administrasi kependudukan yang kami lakukan ke Rukun Warga, memberikan sosialisasi dan layanan jemput bola kepada masyarakat agar mereka tertib administrasi kependudukan," tuturnya.

Oleh karena itu, saat ini Disdukcapil DKI juga melakukan pemadanan data dengan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta terkait adanya 95.668 jiwa penduduk yang masih menyandang status kemiskinan ekstrem per Maret 2022.

Pemadanan itu dilakukan untuk mencermati apakah mereka berpenduduk KTP DKI, penduduk yang masih tinggal di Jakarta atau sudah meninggal dunia, dengan tujuan agar mereka melakukan intervensi terutama bantuan sosial.

"Kami semua sedang bekerja fokus kedalam penduduk ekstream dan pengamanannya. Kami sedang melakukan pemadanan data untuk penduduk miskin itu," pungkas Budi. (Aldi)
 

Berita Terkait

News Update