ADVERTISEMENT

Optimalkan TPST Bantargebang, Pemprov DKI Lakukan Transformasi Gunakan Teknologi Canggih Ramah Lingkungan

Selasa, 14 Februari 2023 13:28 WIB

Share
Aktivitas warga di TPST Bantargebang setelah hujan turun, Senin (25/10/2021) sore. (foto: Ihsan Fahmi)
Aktivitas warga di TPST Bantargebang setelah hujan turun, Senin (25/10/2021) sore. (foto: Ihsan Fahmi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pemprov DKI Jakarta melakukan tranformasi dengan menggunalan teknologi canggih dalam pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, kini Pemprov DKI sedang melakukan berbagai upaya seperti yang tertuang dalam Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Optimalisasi TPST Bantargebang guna memperpanjang masa manfaatnya. 

Transformasi Bantargebang dengan teknologi canggih dan ramah lingkungan ini juga turut mengurangi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

"Transformasi itu di antaranya dengan pembangunan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant dan Landfill Mining. RDF Plant adalah fasilitas pengolahan sampah baru dan sampah lama dari gunungan landfill menjadi bahan bakar. Kapasitasnya 2.000 ton sampah per hari. Nilai kalor RDF ini setara batubara muda dan dapat menjadi bahan bakar alternatif," jelas Asep, Senin (13/2/2023).

Saat ini, Dinas LH Provinsi DKI Jakarta tengah menyelesaikan pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Landfill Mining dan RDF Plant (Rancang dan Bangun) di TPST Bantargebang. Progres pekerjaan saat ini pelaksanaan commissioning sistem secara terintegrasi dan ditargetkan beroperasi pada Februari 2023. 

"Fasilitas ini diharapkan dapat mentransformasi area TPST Bantargebang yang semula hanya menjadi area penimbunan sampah Kota Jakarta, menjadi pusat energi hijau, energi baru terbarukan," kata Asep.

"RDF Plant akan mengkonversi sampah baru dan sampah lama menjadi bahan bakar pengganti batubara yang lebih ramah lingkungan dan ke depannya akan dimanfaatkan oleh industri semen menjadi bahan bakar pengganti batubara," terangnya.

Kemudian, kata Asep, di TPST Bantargebang juga telah berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih. Sebuah pembangkit listrik berkapasitas 100 ton/hari karya anak bangsa kolaborasi BRIN dan Pemprov DKI Jakarta.

"PLTSa ini mengusung teknologi proses termal yang dapat memusnahkan sampah secara cepat, signifikan dan ramah lingkungan, serta memiliki manfaat lain dari hasil treatmentnya, yaitu menghasilkan listrik," tandasnya.

Selain itu, diungkapkan Asep, terdapat beberapa upaya optimalisasi TPST Bantargebang lainnya seperti landfill mining eksisting berkapasitas 150 ton per-hari, penutupan landfill dengan tanah merah dan geomembrane, pengolahan air lindi, pengelolaan gas landfill menjadi listrik, serta penataan atau contouring zona landfill.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT