ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Jangan Tunggu Badai Berlalu

Senin, 13 Februari 2023 06:00 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Ikut berkontribusi membangun negeri, bukan sebatas seni meraih kekuasaan, tetapi bagian tak terpisahkan dari bela negara sebagaimana kewajiban setiap warga ketika negaranya menghadapi berbagai macam problema.”
 
SUASANA  penuh tantangan dapat disebut sebagai karunia. Mengapa bisa? Jawabnya karena dengan adanya tantangan akan memacu semangat berkarya, bekerja secara maksimal dan berupaya sungguh – sungguh. 

Agama apapun mengajarkan agar kita senantiasa bersungguh – sungguh dalam ucapan, sikap dan perbuatan, termasuk ketika berikhtiar mencapai tujuan. Begitupun ketika menghadapi beragam problema di tengah ancaman resesi global, memanasnya suhu politik jelang pilpres, pileg dan pilkada tahun 2024.

Ada yang menyebut kita terancam “badai” ekonomi global dan “badai politik” dalam negeri, jika semuanya hanya berpangku tangan, tanpa peduli secara sungguh – sungguh mencegahnya dan sesegera mungkin menyelesaikan akar masalah yang menjeratnya.

Ancaman krisis pangan, energi dan keuangan adalah fakta yang tidak bisa terhindarkan. Ini tantangan yang harus diubah menjadi peluang guna meraih kemajuan di segala bidang kehidupan.

Sejatinya upaya sungguh – sungguh sudah dipecahkan para leluhur kita yang terkristal melalui butir – butir falsafah bangsa. Dalam butir ke-11 sila kelima Pancasila, secara tegas mengajak anak bangsa untuk jangan segan, apalagi takut melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Semakin banyak ancaman, kian membuat kita belajar dari banyak masalah untuk mengurainya. Semakin tegar menghadapi beragam ancaman, kian memberi keyakinan seberat apapun masalah pada akhirnya dapat terselesaikan.
Ketegaran dan keyakinan dapat tercipta jika didukung sikap tanggap, tangguh dan tanggon. 

Layaknya dalam legenda pewayangan, seorang ksatria tak hanya dituntut soal ketangguhan, juga sikap tanggap dan tanggon.

Tangguh bermakna sukar dikalahkan, kuat, handal, dan tahan atas segala rintangan dan serangan.Tanggap berarti cepat merespon dan memperhatikan sungguh-sungguh pada suatu keadaan. Cepat mengetahui gejala yang timbul serta segera mengambil tindakan tepat.

Tanggap berarti mampu mendengar, mengeri apa yang didengar dan melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan dengan baik dan benar.

Paham atas isyarat. Meski tidak dikatakan terus terang, tetapi mengerti dan memahami apa yang menjadi kehendak pemimpinnya, yang menjadi kebutuhan rakyatnya, setidaknya lingkungan sekitarnya. Itulah yang disebut " tanggap ing sasmita".

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT