Oleh Joko Lestari, wartawan Poskota
SETIDAKNYA terdapat tiga isu mewarnai percaturan politik dalam beberapa minggu terakhir ini. Yang pertama, perjanjian politik antara Prabowo Subianto – Anies Baswedan – Sandiaga Uno.
Yang, kedua, di tengah menguatnya Koalisi Perubahan setelah Partai Demokrat dan PKS menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai capres 2024, Nasdem dan PKS kian gencar menjalin komunikasi politik dengan parpol lain. Ditandai kunjungan petinggi PKS ke Kantor Sekber Gerindra – PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Juga, silaturahmi politik Ketum Nasdem ke markas Golkar.
Dan, ketiga, yang paling gres adalah pembubaran Relawan Ganjar Pranowo (GP) Mania yang ditandai dengan melepas kaos dan spanduk dukungan ke Ganjar, saat jumpa pers.
Dengan pembubaran ini, berarti relawan tersebut batal mendukung Ganjar sebagai capres pada pilpres 2024, dengan sejumlah alasan.
Akankah nantinya mengalihkan dukungan kepada capres lain? Jawabnya masih misteri. Tetapi pada saatnya akan mendukung salah satu capres seperti dikatakan Ketua Umum GP Mania, Immanuel Ebenezer.
Seperti diketahui, GP Mania dideklarasikan oleh relawan Jokowi Mania (JoMan) yang juga diketuai oleh Ebenezer. Jumpa pers pembubaran GP Mania, dilaksanakan di kantor DPP JoMan, Kebayoran Baru, Jaksel, Kamis (9/2/2023).
Di sisi lain, isu perjanjian politik Prabowo – Anies – Sandi masih menjadi perbincangan. Dari yang terungkap ke publik, perjanjian politik itu dirumuskan ketika Anies – Sandi diusung maju ke Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yang dimotori oleh Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto.
Janji politik makin melebar, ketika terungkap pula adanya perjanjian utang, di mana Sandi memberi pinjaman kepada Anies sebesar Rp50 miliar untuk membiayai pilkada.
Bagaimana isi perjanjian politik dan soal utang ini, secara rinci belum terungkap ke permukaan. Hanya garis besarnya saja bahwa perjanjian politik berisi 7 poin, begitu juga soal utang piutang untuk logistik pilkada yang terjadi 5 tahun lalu, yang baru terungkap kemudian.
Ada yang mengistilahkan bagaikan ‘janji politik lama bersemi kembali’. Boleh jadi diambil dari padanan kata dari CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali).