Inspriratif, Warga Kragilan Serang Sulap Sampah Popok Bayi jadi Media Tanam Sayur

Minggu 05 Feb 2023, 14:47 WIB
Anggi memperlihatkan media tanam dari sampah popok bayi. (Foto: Bilal)

Anggi memperlihatkan media tanam dari sampah popok bayi. (Foto: Bilal)

SERANG, POSKOTA.CO.ID – Kisah inspiratif datang dari daerah pelosok Kabupaten Serang. Seorang gadis rela jadi petani dengan menyulap sampah popok bayi menjadi media tanam sayuran di pekarangan rumah.

Namanya Anggi Purwati. Gadis 25 tahun asal Desa Jeruk Nipis, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang rela menjadi petani meski sudah menyandang gelar sarjana.

Kisahnya dimulai dari keresahan kampungnya yang kerap diterjang banjir akibat luapan sungai. Dari material yang dibawa banjir itu adalah sampah-sampah yang bekas digunakan manusia.

Salah satunya yang banyak ditemui adalah popok atau diapers. Dari kejadian tersebut, muncul ide memfermentasikan popok dengan tanah dan jerami untuk dijadikan pupuk cair dan media tanam.

Berkat idenya tersebut, pekarangan rumahnya dihiasi sayur mayur dan menghasilkan pundi-pundi uang guna memenuhi kehidupannya. 

Aksi sosialnya ini dilakukan demi mengurangi potensi banjir di daerahnya dari sumbatan sampah. Anggi rela keluar dari pekerjaannya di pabrik guna menjaga lingkungan.

“Saya berfikir banjir sampai ke rumah saya, jadi saya mengelola diapers karena sulit di daur ulang. Salah satu penghambat saluran air dan termasuk penggunaan paling besar,” katanya, Minggu (5/2/2023).

Ia mengaku sudah hampir satu tahun menjalani aksi social tersebut. Bahkan dalam perjalanannya kerap mendapatkan omongan miring dari tetangga. Terlebih dirinya jeblosan perguruan tinggi hanya mengurusi sampah.

“Saya sudah hampir satu tahun. Pernah kerja di pabrik di Tambak. Saya ada tanggung jawab di moral karena lulusan sarjana. Apa yang sudah saya lakukan di lingkungan saya,” ucapnya.

Ia menjelaskan, bagian dalam popok menjadi pupuk kompos dengan dicampur tanah dan jerami. Sedangkan bagian karet pinggangnya dapat dijadikan pot.

“Fermentasi menggunakan tanah dan jerami. Si kulit sebagai dasar, dilapisi pinggangnya. Awal mulanya bukan pertanian, saya mengelola diapers, setiap hujan turun lebat dan banjir,” jelasnya.

Berita Terkait
News Update