Berbuntut Panjang, Bripka Madih yang Mengaku Diperas Sesama Polisi, Dilaporkan atas Pendudukan Lahan Milik Orang

Sabtu 04 Feb 2023, 10:13 WIB
Anggota Provost Polres Metro Jakarta Timur, Bripka Madih saat mendatangi perumahan dikawasan Jatiwarna Bekasi. (Ist).

Anggota Provost Polres Metro Jakarta Timur, Bripka Madih saat mendatangi perumahan dikawasan Jatiwarna Bekasi. (Ist).

Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya telah menyelidiki pengakuan anggota Provos Bripka Madih yang diduga mendapat perlakuan tak mengenakkan dari penyidik saat melapor kasus penyerobotan tanah orangtuanya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, setelah dipelajari hasilnya ada tiga laporan polisi.

"Secara konstruktif kami mencoba mendalami, kemudian melakukan asistensi oleh dit Krimum terhadap kasusnya. Kemudian didapatkan adanya tiga laporan polisi," ujarnya kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (3/2/2023).

Laporan pertama dibuat langsung oleh ibu Bripka Madih yakni Halimah pada tahun 2011 silam dengan terlapor bernama Mulih. Dalam laporan tertulis soal tanah seluas 1.600 m, bukan seluas 3.600 m seperti yang disebutkan Bripka Madih.

"Namun fakta laporan polisinya adalah 1600 m. Ini terjadi inkonsistensi. tetapi dalam fakta hukum yang kami dapatkan di sini adalah 1.600 m," papar Trunoyudo.

Dari fakta yang ditemukan dan juga hasil pemeriksaan 16 saksi menyebut, sebidang tanah dengan nomor girik 191 sudah dijual oleh ayah Bripka Madih yang bernama Tonge dengan bukti 9 akta jual beli (AJB).

"Telah terjadi jual beli dengan menjadi 9 AJB dan sisa lahannya atau tanahnya dari girik 191 seluas 4.411, jadi yang telah diikatkan dengan AJB (akta jual beli) seluas 3.649,5 meter. Artinaya sisanya hanya sekitar 761 meter persegi," ucapnya.

Trunoyudo menjelaskan AJB itu telah diteliti oleh tim inafis dengan rangkaian metode khusus. Hasilnya cap jempol dalam AJB tersebut identik. Dalam laporan itu penyidik tak menemukan adanya perbuatan melawan hukum.

"Fakta identik ini dijual oleh Tonge, merupakan ayah dari Madih yang dijual sejak tahun 1979 sampai 1992. Berarti pada saat penjualan orang tuanya yang bersangkutan kelahiran 1978, masih kecil," tururnya.(pandi)

Berita Terkait
News Update