SEBAGAI praktisi selingkuh, otak Wakidi, 33, encer juga.
Ketika WIL-nya, Marni, 18, melahirkan di luar nikah, dibilang pada istrinya Atun, 30, bayi itu bolehnya nemu di jalan.
Takut salah istrinya melaporkan bayi temuan itu ke Polsek Taman.
Usut punya usut, akal bulus Wakidi ketahuan. Kini dia jadi tersangka perzinaan.
Anak itu dambaan setiap keluarga. Tapi tak semua wanita dipercaya Allah Swt untuk memiliki bayi.
Banyak pasangan suami istri yang lembur tiap malam hasilnya keringetan doang.
Tapi sebaliknya, banyak pasangan yang tak resmi hanya sekedar iseng, eh malah jadi bocah.
Para praktisinya tentu saja malu, sehingga banyak akal dan rekayasa untuk menyelamatkan muka di depan keluarga.
Nah, Wakidi salah satu lelaki dari Kecamatan Taman (Pemalang-Jateng) yang awalnya iseng, ujung-ujungnya jadi puyeng.
Bagaimana tidak puyeng, dikira laporannya soal penemuan bayi tak jadi masalah, ternyata dia malah terancam masuk penjara.
Soalnya ketika sang istri melapor ke Polsek Taman soal penemuan bayi, justru kedok Wakidi terbongkar.
Pinternya kamu Mas, anak hasil selingkuhan dibilang nemu di jalan. Omel Atun di depan polisi.
Wakidi menikah melawan Atun sudah 5 tahun lamanya, tapi tak kunjung punya momongan.
Jenuh dengan rumahtangganya, Wakidi lalu pacaran dengan gadis belia, Marni.
Mereka tak sekedar koalisi, tapi juga eksekusi. Celakanya sampai bayi lahir Wakidi tak mau menikahi karena takut sama istri.
Namun demikian dia tetap bertanggung jawab atas nasib bayi hasil setromannya.
Bayi merah itu dimasukkan kardus supermie, lalu ditunjukkan ke istri bahwa baru saja nemu bayi di jalan.
Meski senang punya bayi temuan, Atun yang takut jadi masalah di belakang segera melapor ke Polsek Taman didampingi suami.
Polisi pun cek sana sini ke berbagai RS bersalin dan bidan.
Hasilnya, bayi itu sebetulnya produk perselingkuhan Wakidi-Marni.
Tak ayal suami Atun ini jadi tersangka pasal perzinaan.
Setrom PLN saja bayar, apa lagi nyetrom anak orang lalu kabur. (GTS)