Sorot: Tanggul Laut Raksasa Jangan Cuma Wacana

Oleh : Guruh Nara Persada, Wartawan Poskota


RENCANA pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall kembali mengemuka. Setelah Presiden Jokowi memerintahkan Pj Gubernur DKI, Heru Budi Hartono untuk melanjutkan mega proyek di wilayah utara Jakarta tersebut.

Tujuannya tentu saja sebagai upaya menanggulangi banjir rob yang kerap merendam kawasan pesisir ibu kota. Wacana pembangunan tanggul raksasa ini merupakan cerita lama.

Di era Gubernur DKI, Fauzi Bowo, pembangunan infrastuktur yang saat itu ditaksir menghabiskan dana Rp4 triliun tersebut bukan lagi hanya sekedar wacana. Tapi telah terencana bahkan tanggul laut raksasa telah ditarget rampung di tahun 2025.

Pembangunan tanggul laut raksasa ini dinilai sangat penting. Sehingga ancaman penurunan permukaan tanah dan meningginya air tidak lagi menghantui Jakarta.  

Seperti yang telah dicontohkan Belanda dan New Orleans, Amerika Serikat Di mana dua negara tersebut telah membuat sistem polder lebih jauh ke laut. Sehingga meski air laut tinggi namun kawasan di bawah permukaan air tetaplah kering karena ada tanggul laut raksasa yang dapat memompa air ke laut. 

Sayangnya hingga kini, sarana untuk menepis ancaman yang memprediksi bakal tenggelamnya Jakarta tidak juga terlaksana. Keterbatasan dana dan tidak adanya negara yang ingin berinvestasi dalam mega proyek tersebut menjadi penyebabnya.

Berdasarkan pengalaman tersebut, tentu semua warga khususnya yang tinggal di pesisir utara tak ingin pembangunan tanggul laut raksasa ini lagi-lagi hanya jadi wacana yang keluar dari mulut saja kemudian tak ada kabarnya kelanjutannya.

Terlebih berbeda dari sebelumnya, perintah pembangunan tanggul laut raksasa kali ini keluar dari mulut orang nomor satu di negeri ini. Bagaimana pendanaan dan pembiayaannya tentu saja itu urusan pemerintah.

Karena sebagai warga tentu saja yang diharapkan semata hanya bagaimana proyek tanggul laut raksasa berjalan semestinya. Agar banjir dan rob yang selalu datang membawa derita dapat segera sirna. Dan tentu saja Jakarta dapat menjadi kota yang bebas dari ancaman bencana. Utamanya bencana luapan air bah. Semoga! (*)