ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Diam Tak Selamanya Emas

Kamis, 26 Januari 2023 08:32 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Meski Indonesia dikenal kuat dari goncangan resesi global dengan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang masih bertengger di atas 5,1 persen, tetapi beragam ancaman masih membentang.

Belum lagi bicara soal pemerataan, kesenjangan, dan ketidakadilan yang masih menjadi pekerjaan rumah kita.

Berpikir jernih bahwa kondisi perekonomian dunia dalam situasi ketidakpastian, sering disebut sebagai awan gelap akibat pandemi Covid 1-9 sejak tahun 2020.

Belum tuntas pandemi, belum juga pulih ekonomi, sudah disusul dengan perang Rusia – Ukraina yang berdampak kepada ancaman krisis pangan dan energi.

Kondisi terkini, sepertiga ekonomi dunia atau sekitar 70 negara terancam resesi. Sudah 16 negara menjadi pasien IMF, sementara 36 negara lainnya sudah mengantre menjadi pasien. Maknanya keadaan sudah tidak normal. Ini realita yang tidak terbantahkan.

Di dalam  negeri sendiri, sejak pandemi hingga kini sudah cukup banyak karyawan terkena PHK, baik yang selamanya dan sementara.

Angka kemiskinan dan sebagainya yang harus segera dicarikan solusinya. Bukan sebatas bantuan instan sebagai bantalan sosial sementara, tetapi kebijakan yang menopang pondasi dasar sumber penghidupan rakyat kecil.

Jadi yang diutamakan adalah berpikir jernih dalam menyikapi masalah untuk menyelesaikannya seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Berpikir jernih berarti bersih dari emosi negatif, bebas dari prasangka buruk agar terhindar dari persepsi yang salah dalam menyikapi masalah, apalagi mencari-cari masalah dan kesalahan orang lain.

Itulah mengapa kita dituntut berpikir kritis. Berpikir secara konseptual dan rasional, dengan mengedepankan logika.
Kita pun tak boleh menyerah, tak boleh diam tanpa berbuat sesuatu ketika masalah ada di sekeliling kita, menimpa saudara- saudara kita yang tidak berdaya karena terdampak situasi ekonomi.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT