“Utamakan kejujuran dan integritas dalam semua hal yang kita lakukan. Ketika berucap dan bertindak, termasuk saat memberikan komentar, pendapat dan pernyataan. Ojo waton ngomong, ning ngomong sing maton..”
- Harmoko-
Kabar tidak sedap sering kita dengar. Tak hanya ancaman dampak resesi ekonomi global berikut risiko bagi negeri kita seperti krisis pangan, krisis energi dan inflasi yang kian meninggi. Juga suhu politik yang semakin menghangat, ditambah narasi politik yang kadang cukup mengejutkan, jika tidak disebut memancing kegaduhan.
Di sisi lain, beragam stigma tercipta yang mengarah kepada person ataupun elite tertentu kian meriuhkan dinamika politik menyongsong perhelatan akbar, pemilu serentak 2024.
Setiap orang memang bebas berpendapat karena dilindungi undang undang. Setiap orang juga boleh mendebat karena beda pendapat atas sebuah narasi yang digulirkan sehingga memunculkan adu pendapat dan adu debat, tetapi hendaknya tidak berubah menjadi debat kusir.Debat tak berkesudahan nan berujung pangkal.
Beradu argumentasi tentu bertujuan untuk mencari solusi, bukan sensasi. Bukan pula saling mencaci dan memaki, apalagi saling membenci yang didasari beda pilihan dan dukungan serta beda haluan.
Sementara, apapun haluan yang kita anut, tetap harus merujuk kepada falsafah bangsa, yang menekankan saling menghargai dan menghormati. Menebar kebaikan , bukan keburukan.
Semua agama besar yang dianut umatnya di negeri Pancasila, sebagai ideologi yang mempersatukan kita, mengajarkan kebaikan. Berbuat kebaikan. Nilai nilai asing bisa kita terima dan terapkan sejauh menerapkan dan menghasilkan kebaikan untuk semua.
Karena itu, tak ada tempat untuk menyakiti, dan merusak suasana yang sudah terjalin baik. Kita menjaga persatuan dalam kebhinekaan.
Berbeda itu biasa.
Beda suku, beda agama, dan beda tata cara kehidupan. Juga beda dalam pilihan partai politik, capres - cawapres. Sah. Namun kebaikanlah yang harus menjadi hasil akhirnya. Pemilu yang menghasilkan kebaikan untuk bangsa, untuk semua.
Kita berharap kebaikan masih memihak negeri kita sehingga terlepas dari ancaman krisis global.
Kebaikan juga masih menyertai perjalanan tahun politik hingga hari pencoblosan.
Itulah harapan kita semua, harapan kalangan pengusaha, petani, buruh,nelayan, aparat hingga pejabat di tahun 2023, yang dikenal dengan shio Kelinci Air sebagai tahun harapan.
Kita meyakini harapan akan menjadi kenyataan, Indonesia sukses melewati tahun yang diramal suram ini, dengan saling berbagi, saling membantu dengan keikhlasan, penuh kasih sayang dan kelembutan sebagaimana sifat sifat kelinci.
Sedangkan air memiliki sifat tenang, mengalir membawa kesejukan dan kesegaran, dan memulihkan lingkungan dari kekeringan dan kerusakan.
Dengan begitu, kita berharap di tahun kelinci air ini dapat membalikkan prediksi kegelapan menjadi terang benderang, pesimis menjadi optimis dan kekhawatiran menjadi solusi kebaikan.
Sepertinya kita sudah lelah dengan ketidak baikan. Prasangka buruk dan jahat, mendengar dan membaca berita buruk dan berita palsu, di media sosial, khususnya yang meresahkan semua. Hanya kebaikanlah yang bisa menyudahinya.