ADVERTISEMENT

Ekonom: Pemerintah Jaga Pasokan Beras Saat Ramadhan dan Idulfitri untuk Cegah Inflasi

Minggu, 22 Januari 2023 07:50 WIB

Share
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira (Ist)
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meminta pemerintah perlu memperhatikan pasokan beras dalam negeri selama Ramadhan dan Idulfitri.

Sebab, menurut Bhima, kontribusi beras terhadap inflasi sangat tinggi. Oleh karena itu, permintaan terhadap pasokan beras perlu dijaga agar tetap stabil.

"Dari segi permintaan kan karena masyarakat sudah mulai longgar dan belanja lebih banyak, pasti kebutuhan untuk berasnya juga naik, sementara untuk impor, kami cek dari datanya FAO (rice index) itu naik. Jadi, mau impor pun di negara asal itu mengalami kenaikan. Nah, jadi yang harus diperhatikan menjelang Lebaran itu adalah beras," kata Bhima dalam keterangannya, Jumat, (20/1/2023).

Oleh karena itu, Bhima menyarankan empat hal ini kepada pemerintah guna menjaga kestabilan pasokan beras.

Pertama, pemerintah perlu menambah alokasi untuk subsidi pupuk.

Sebab, sampai saat ini, subsidi pupuk baru mencapai 30 persen dari total kebutuhan, sehingga para petani tak memiliki pilihan untuk menggunakan pupuk nonsubsidi.

"Akan tetapi harus dipastikan tepat sasaran," ujar Bhima.

Kedua, kata Bhima, pemerintah harus memperhatikan skema kerja sama terkait impor beras, sehingga tidak menggangu harga gabah di dalam negeri.

"Yang ketiga saya kira regenerasi petani, anak muda harus masuk lebih banyak ke sektor pertanian untuk menjaga (kondisi pangan Indonesia)," ucapnya.

Terakhir atau keempat, pemerintah perlu mengurangi alih guna lahan pertanian untuk kepentingan industri dan perumahan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Wanto
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT