Obrolan warteg : Wani Pira Sampeyan

Kamis 19 Jan 2023, 06:20 WIB

Politik uang bukan sebatas dugaan, tetapi kenyataan. Setiap kali pemilu, ada politik uang. Itu pengakuan mereka yang pernah nyaleg dan nyalon kepala daerah. Tak pelak, muncul istilah “nomore piro, wani piro” dalam transaksi jual beli suara pemilih.

“Nomore pira, wani pira sampeyan ( nomornya berapa, beraninya berapa Anda). Itu dalam bahasa Tegalnya,” kata mas Bro mengawali obrolan warteg tentang fenomena politik uang jelang Pemilu 2024, usai maksi bersama sohibnya Yudi dan Heri.

“Berarti transaksi politik sudah terang – terangan ya,” kata Heri.

“Sepertinya bukan rahasia lagi. Hanya saja, sifatnya lebih tertutup dan lazimnya dilakukan dari mulut ke mulut lewat orang – orang tertentu, yang dipercaya” kata Yudi.

“Iya nggak mungkinlah disampaikan secara terbuka saat kampanye. Biasanya kampanye menawarkan program kerja, visi dan misi setelah dia terpilih,” kata mas Bro.

“Biasanya transaksi dilakukan di hari –hari terakhir  menjelang pencoblosan, malah tak jarang pagi hari sebelum pencoblosan. Makanya sering dikenal istilah “serangan fajar”,” tambah Yudi.

“Kalau ketahuan panwaslu gimana itu Bro?” tanya Heri.

“Kan transaksinya nggak terbuka.Ya lewat orang – orang tertentu saja. Tahunya hari itu cair, terus nyoblos nomor sekian. Selesai,” urai mas Bro.

“Bisa main dua kaki nggak Bro?,” tanya Heri lagi.

“Itu sih urusan masing-masing pribadi. Menyangkut hati nurani,” jawab Yudi.

 “Tapi banyak loh yang tidak bagi – bagi uang saat pencoblosan. Tapi program nyata jauh sebelum pencoblosan, misalnya membangun jalan lingkungan RT, RW,”kata Heri.

Berita Terkait

Sip! Jabatan Kepala Desa 9 Tahun

Kamis 19 Jan 2023, 06:26 WIB
undefined
News Update