ADVERTISEMENT

Wacana Beli Gas Elpiji Pakai KTP, Beratkan Masyarakat

Senin, 16 Januari 2023 08:43 WIB

Share
Gas LPG 3 kg atau gas melon yang biasa ikut dijual di warung pengecer.
Gas LPG 3 kg atau gas melon yang biasa ikut dijual di warung pengecer.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Sumiyati, WartawanPoskota

GAS Elpiji ukuran 3 Kg merupakan kebutuhan dasar bagi kaum ibu-ibu alias emak-emak untuk memenuhi kebutuhan memasak.

Apa jadinya, jika Pemerintah mewacanakan agar gas bersubsidi ini diberlakukan pembeliannya melalui agen-agen resmi yang ditunjuk Pemerintah bahkan menggunakan KTP atau barcode khusus.

Hal tersebut dilakukan agar subsidi gas elpiji 3 Kg ini tepat sasaran atau tepat guna bagi masyarakat tak mampu.
Ironis memang, belum lama ini tepatnya pertengahan 2022 lalu, Pemerintah telah menaikan BBM bersubsidi, kini masyarakat harus diberatkan dengan masalah gas elpiji  yang juga kebutuhan mendasar.

Diperkirakan hal tersebut juga akan memicu melambungnya harga-harga sembako sehingga menyebabkan masyarakat melakukan penimbunan terhadap gas elpiji karena akan timbul kepanikan akibat pemberlakuan sistem tersebut.

Rencana pemerintah ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, para pengamat ekonomi, pengamat energi bahkan anggota DPR.
Beberapa pengamat sumber daya energi menilai jika Pemerintah benar-benar serius ingin mengurangi penggunaan gas dan mendorong penggunaan listrik, sebaiknya penggunaan LPG 3 kg sekalian saja dilarang untuk rumah tangga dan hanya diperuntukkan bagi pedagang keliling saja.

Dengan mensubsidi kompor listrik bagi rumah tangga, harus ada  catatan, pemerintah membuat sendiri kompor listrik itu dengan watt yang kecil, sehingga biaya listrik masyarakat pun tak tambah terbebani. 

DPR juga menyoroti wacana tersebut.
Alasan Pemerintah terkait kebijakan itu dilakukan untuk menyinkronkan dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang akan diinput ke dalam situs Subsidi Tepat milik Pertamina.

Pertamina juga harus memikirkan konsumen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), jangan sampai, pembatasan ini membuat banyak usaha mikro gulung tikar. 

Dia meminta semua pihak harus memahami peningkatan volume konsumsi gas elpiji 3 kg tersebut, terlebih menggunakan aplikasi My Pertamina tak selamanya masyarakat di pedesaan bisa mengaksesnya baik itu kendala pengoperasian HP maupun paket data.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Sumiyati
Editor: Idham Kurniawan
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT