JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebuah rekaman suara berisi pengakuan adanya dugaan penganiayaan terhadap Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), Sholeh Basyari, beredar di kalangan wartawan.
Rekaman menjelaskan mengenai kronologis pemukulan terhadap dirinya oleh Sekretaris Pribadi (Sespri) Menteri Agama Yaqut Cholil Coumas, yang bernama Affan Razi.
Saat dikonfirmasi, Senin (9/1/2023), Sholeh membenarkan adanya penganiayaan yang dilakukan Affan Razi. "Iya betul," kata dia.
Sholeh mengaku tak mengetahui sebab penganiayaan yang dilakukan Razi terhadap dirinya. Padahal, ia kenal baik dengan Razi.
"Saya juga enggak paham. Sebab saya kenal baik Affan Razi Sespri Menag," katanya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa Sholeh mengaku tidak mengetahui alasan pemukulan dirinya, apalagi dia juga mengenal secara pribadi Affan Razi.
“Saya datang ke acara Tasyakuran Haji Kementerian Agama di Asrama Haji, Hari Rabu (4/01/2023). Secara langsung saya tidak pernah terlibat keributan atau perdebatan dengan dia (Affan Rozi), entah kenapa dia bersama teman-temannya mendorong, memukuli dan menendang saya,” ujar Sholeh dalam rekaman voice note yang telah didengar Poskota.
Pada saat aksi pemukulan tersebut, pelaku tidak sendiri karena ada beberapa orang lagi. Orang-orang yang sering dilihat Sholeh berada di sekitar Menag Yaqut Cholil Coumas itu juga tidak berupaya melerai aksi pemukulan pelaku terhadap dirinya.
Akibat dari pemukulan tersebut, Sholeh mengaku mengalami memar dan rasa sakit di dada sebelah kiri sampai saat ini.
Oleh karenanya, Aktivis NU itu akan melanjutkan peristiwa ini ke ranah hukum dan sedang berkonsultasi dengan beberapa orang pengacara dan aktivis.
“Dada saya bekas kecelakaan lalulintas, tepat disitu kena pukul. Masih sakit sampai saat ini. Selain sakit fisik, peristiwa itu juga berdampak ke psikis saya. Saya merasa dipermalukan di depan umum. Apakah ini terkait karena saya vokal bicara tentang NU, atau masalah lain, saya belum tahu juga,” kata Sholeh, Minggu (8/01/2023).
Saat ini, beberapa aktivis terutama yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama berupaya untuk menjembatani keduanya untuk berdamai.
Namun Sholeh tetap akan melanjutkan ke ranah hukum, karena menurutnya ada upaya penghalangan penyampaian aspirasi dan kebebasan berpendapat.
“Saya bersama teman-teman sepakat, ini akan kita lanjutkan ke ranah hukum. Ini bukan hanya karena rasa sakit, tapi ada yang lebih besar yakni perang terhadap kekerasan. Jangan merasa saat ini sedang hebat, jadi bisa seenaknya main kekerasan. Saya bukan tidak bisa melawan, tapi saya menghormati hukum di Indonesia,” kata Sholeh.
Sespri Yaqut Cholil Qoumas, Affan Razi, tak merespons permintaan konfirmasi yang dikirimkan via aplikasi pesan singkat. Ia juga tak menanggapi panggilan yang ditujukan ke nomor pribadinya.
Sementara itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas belum merespons permintaan konfirmasi terkait kabar penganiayaan yang beredar. Adapun seorang staf yang pernah menjadi Tenaga Ahli Yaqut saat menjabat anggota DPR RI, Rifqi, mengaku tak mengetahui pasti soal berita tersebut.
"Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. mohon maaf saya belum tahu pasti soal info berita ini," katanya.(*)